JAKARTA - Baru-baru ini, Uni Eropa telah melakukan penyelidikan terhadap kendaraan listrik China yang dijual di negara-negara eropa.
Penyelidikan tersebut dilakukan karena adanya dugaan bahwa terdapat persaingan tidak sehat dari pembuat mobil China tersebut.

Mobil Listrik Hyundai Ioniq 6 Jalani Uji Tabrak, Ini Hasilnya
Dilansir dari Autoweek, Selasa (19/9/2023), Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen, menguraikan masalah ini ke dalam pidato kenegaraannya.
“Ini adalah industri penting untuk ekonomi bersih, dengan potensi besar bagi Eropa. Tapi pasar global sekarang dibanjiri dengan mobil listrik China yang lebih murah. Ini jelas mendistorsi pasar kami,” ujar Ursula.
Permasalahan ini bukanlah masalah yang baru dalam wacana politik Uni Eropa. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Eropa telah memasarkan kendaraan listrik China dengan harga yang lebih murah.
Di sisi lain, beberapa produsen kendaraan listrik asal Eropa justru menghadapi kesulitan khususnya di awal pandemi.
Tak hanya itu, produsen kendaraan listrik asal Eropa juga kesulitan untuk mendapatkan bahan baku, tenaga kerja, dan pasokan chip elektronik untuk memproduksi mobilnya.
Hal tersebut dikarenakan aksi militer Rusia di Ukraina yang membuat harga energi melonjak tinggi.