JAKARTA - Tepat pada hari ini, Selasa (12/8/2023) cuaca di sejumlah Jabodetabek menyentuh suhu 35 derajat celsius. Fenomena cuaca panas ini jelas tidak lepas dari adanya fenomena El Nino yang akan menunda puncak musim hujan di Indonesia hingga tahun depan.
Tidak sedikit dari masyarakat yang mencurhakan kondisi cuaca panas di media sosial. Bahkan di X (dulunya Twitter), kata kunci panas sempat menjadi trending topic.
Sekadar informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprakirakan puncak musim hujan periode 2023-2024 baru mulai datang pada bulan Januari – Februari 2024. Dalam konferensi pers, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa El Nino masih bertahan dalam level normal pada bulan Desember hingga Februari 2024.
Dalam laman BMKG disebutkan bahwa El Nino merupakan fase di mana angin pasat yang biasanya bertiup dari timur ke barat mulai melemah atau mungkin berubah arah. Meluasnya suhu permukaan laut yang hangat di Pasifik timur dan tengah berkorelasi dengan pelemahan ini.
Ketika air hangat bergerak ke arah timur, penguapan, awan, dan hujan bergeser menjauhi Indonesia. Hal ini mengimplikasikan kemungkinan adanya kekeringan yang lebih tinggi dan lama di Indonesia.
Berbeda dengan perairan Indonesia dan wilayah Pasifik bagian barat yang umumnya hangat (warm pool), El Nino menciptakan anomali suhu permukaan laut yang lebih dingin dari biasanya di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah khatulistiwa. Karena zona pertumbuhan awan bergeser dari Indonesia ke tengah Samudra Pasifik selama El Nino, maka hujan yang turun di Indonesia menjadi lebih sedikit.
Dr Georgy Falster dari Universitas Nasional Australia (ANU) mengatakan bahwa ada perubahan pada sirkulasi Walker Pasifik, yaitu pergeseran pola atmosfer di atas Samudra Pasifik yang mengakibatkan tertundanya musim hujan karena aliran atmosfer beralih lebih lambat.