META mengumumkan bahwa mereka telah memblokir sekitar 7.700 akun, 954 halaman, dan 15 grup Facebook yang pro terhadap pencitraan China. Ini dilakukan setelah serangan terhadap sebuah organisasi non-pemerintah akhir tahun lalu.
Dikutip dari Mint, Jumat (1/9/2023), Meta menyebut jaringan ini menargetkan banyak wilayah di seluruh dunia termasuk Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Jepang untuk menggemakan kampanye pro China dan memprotes kebijakan Barat.
Investigasi yang dilakukan Meta kemudian menemukan adanya hubungan antara jaringan pendukung tersebut dengan kampanye sebelumnya yang disebut ‘spamouflage’. Yang mana diungkap, kampanye itu telah meniru operasi yang dilakukan Rusia.
"Ini adalah penghapusan jaringan terbesar yang pernah kami lakukan. Ketika Anda menggabungkannya dengan semua aktivitas yang kami lakukan di internet, kami menyimpulkan bahwa ini adalah kampanye rahasia terbesar yang kami ketahui saat ini," kata perwakilan Meta, Ben Nimmo.
Laporan New York Times mencatat, ujaran kebencian terhadap Barat ditujukan kepada khalayak luas dan menggunakan berbagai bahasa mulai dari Rusia, Prancis, Jerman, Korea, Thailand, dan Welsh. Meta juga mengatakan selain akun Facebook, sebanyak 15 akun Instagram juga diblokir.