Bloomberg menulis bahwa tidak ada satu negara pun yang akan lebih terpengaruh oleh AI generatif daripada India. Pekerja di industri negara tersebut menghadapi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dari ChatGPT dan alat serupa.
COO Tata Consultancy Services, outsourcing terbesar di Asia, mengatakan kecerdasan buatan generatif dan ChatGPT memulai dan mendominasi setiap percakapan klien. Dan dikatakan bahayanya tidak hanya berpengaruh bagi pekerja India.
Minggu lalu membawa berita tentang Suumit Shah, CEO dan pendiri Duukan yang berbasis di Bengaluru, membual di Twitter tentang chatbot baru yang brilian yang telah menggantikan 90% staf pendukung perusahaan.
IBM hanyalah salah satu perusahaan yang mengonfirmasi niatnya untuk menghentikan perekrutan pekerjaan yang berpotensi dilakukan oleh kecerdasan buatan generatif, yang diperkirakan akan berdampak pada 300 juta pekerjaan penuh waktu secara global.
Bahkan stres dan kecemasan atas kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh AI telah menyebabkan 80% pekerja teknologi menggunakan obat-obatan, baik di bawah pengawasan dokter atau lainnya, sebagai mekanisme penanggulangan.
(Martin Bagya Kertiyasa)