PLATFORM medosos baru Threads memang diklaim sebagai pesaing Twitter, bahkan menjadi pembunuh Burung Biru tersebut. Tapi, apa betul medosos tersebut membuat Twitter ditinggalkan penggunanna?
Tapi, baru juga sehari diluncurkan aplikasi ini pun mendapat kritikan tajam, lantaran upaya pengumpulan banyak data privasi dari pengguna. Memang pengumpulan data wajar terjadi, tapi aplikasi ini dianggap mengumpulkan terlalu banyak data.
Kritikan datang dari pendiri Twitter dan Bluesky, Jack Dorsey. Pemilik baru Twitter, Elon Musk bahkan ikut ambil bagian mengkritik kebijakan yang dianggap merugikan pengguna Threads.
"Seluruh isi di Threads Anda adalah milik kami," tulis Jack Dorsey di akun Twitter resmi miliknya.

Dalam cuitan itu Jack Dorsey memberikan alamat husus yang berisian informasi mengenai pengaturan aplikasi terkait data privasi. Jika dibuka maka alamat tersebut akan membuka papan informasi mengenai data apa saja yang bisa terkoneksi dengan aplikasi Threads.
Dalam daftar tersebut ternyata Threads bisa mengoneksi beberapa data penting di antaranya adalah Health & Fitness, Financial Info, Contact Info, User Content, Browsing History, Usage Data, Diagnostic, Purchase, Location, Contacts, Search History, Identifiers, Sensitive Info, dan Data Lainnya.
Total ada 14 data privasi yang bisa terkoneksi dengan Threads. Kondisi itu memang membuat beberapa pengguna Threads khawatir. Mereka merasa pengoneksian data privasi yang dilakukan Threads terlalu berlebihan.
Tidak heran jika Elon Musk membenarkan kritikan yang dilayangkan Jack Dorsey. "Ya," cuit Elon Musk singkat.
Sebelumnya Elon Musk bahkan sedikit satire mengkritik Meta yang benar-benar ingin memngatur segala hal yang berkaitan dengan data semua orang "Syukurlah mereka (Meta) dikelola dengan sangat sempurna," ucap Elon Musk.
Pengumpulan data privasi yang ada di aplikasi sebenarnya memang bukan hal baru. Setiap aplikasi yang terunduh di ponsel atau perangkat komputer selalu punya ketentuan pengumpulan data privasi. "Semua aplikasi memang mengumpulkan data privasi dari pengguna. Diperlukan kesadaran lebih untuk memahami kondisi itu," ujar Alex Heath, analis dari The Verge.