Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dunia Catat Rekor Hari Terpanas Global, Heat Dome Dituding Jadi Penyebab Utamanya

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Rabu, 05 Juli 2023 |18:19 WIB
Dunia Catat Rekor Hari Terpanas Global, Heat Dome Dituding Jadi Penyebab Utamanya
Cuaca Panas Ekstrem. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PUSAT Prediksi Lingkungan Nasional Amerika Serikat (AS) mencatatkan suhu global rata-rata pada pada 3 Juli silam mencapai 17,01 derajat Celcius. Ini merupakan suhu terpanas, melampaui rekor Agustus 2016 sebesar 16,92C saat gelombang panas melanda di seluruh dunia.

AS bagian selatan telah menderita di bawah kubah panas yang hebat dalam beberapa minggu terakhir. Di China, gelombang panas terus berlanjut, dengan suhu di atas 35C. Afrika Utara telah melihat suhu mendekati 50C.

Bahkan di Antartika, yang saat ini mengalami musim dingin, mencatat suhu yang sangat tinggi. Basis Penelitian Vernadsky Ukraina di Kepulauan Argentina di benua putih itu baru-baru ini memecahkan rekor suhu bulan Juli dengan 8,7C.

Lantas, kenapa gelombang panas ini bisa terjadi? Gelombang panas dimulai ketika tekanan tinggi di atmosfer bergerak masuk dan mendorong udara hangat ke tanah. Udara itu semakin memanas saat dikompresi, dan kita mulai merasa jauh lebih panas.

Sistem tekanan tinggi yang menekan tanah mengembang secara vertikal, memaksa sistem cuaca lain untuk mengubah arah. Bahkan meminimalkan tutupan angin dan awan, membuat udara lebih gerah. Ini juga mengapa gelombang panas ada di suatu area selama beberapa hari atau lebih dan membentuk kubah panas atau heat dome.

Saat tanah menghangat, ia kehilangan kelembapan, yang membuatnya lebih mudah untuk menjadi lebih panas. Dan di daerah yang dilanda kekeringan, sering kali ada banyak panas untuk dijebak oleh sistem tekanan tinggi.

Saat panas yang terperangkap itu terus menghangat, maka udara tersebut akan berada seperti di tutup panci dan inilah yang menjadi awal kubah panas. Pada musim panas 2021, ada banyak panas untuk sistem tekanan tinggi terperangkap, yang menyebabkan suhu berada pada tiga digit di akhir Juni dan awal Juli yang menewaskan ratusan orang di Oregon, Washington, dan British Columbia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement