Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Dokter Sulianti Saroso yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Rabu, 10 Mei 2023 |11:54 WIB
Mengenal Dokter Sulianti Saroso yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Google Doodle Dokter Sulianti Saroso.
A
A
A

GOOGLE memperingati hari kelahiran Dr Sulianti Saroso lewat Google Doodle hari ini. Jika masih hidup, maka usia Dr Sulianti Saroso akan mencapai 106.

Dalam paparannya, Google menyebut Sulianti Saroso sebagai salah satu ahli kesehatan paling berpengaruh mempromosikan kesehatan ibu dan keluarga. Jadi, tidak heran jika namanya kemudian diabadikan menjadi sebuah Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI), yang dibangun secara representatif di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Lantas, siapakah Sulianti Saroso? Melansir Indonesia.go.id, Profesor Dokter Sulianti Saroso, MPH, PhD, merupakan pejuang kesehatan dalam urusan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta keluarga berencana (KB). Ia peneliti dan perancang kebijakan kesehatan, dan tidak tertarik menjadi dokter praktek.

Sulianti Saroso lahir 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali. Dia adalah anak kedua dari keluarga Dokter M Sulaiman. Sebagai dokter, tempat tugas Sulaiman berpindah-pindah.

Dia pun pernah menempuh pendidikan dasar berbahasa Belanda ELS (Europeesche Lagere School), lalu pendidikan menengah elite di Gymnasium Bandung, yang sebagian besar siswanya kulit putih, dan melanjutkan pendidikan tinggi di Geneeskundige Hoge School (GHS), sebutan baru bagi Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia. Ia lulus sebagai dokter 1942.

Pada masa pendudukan Jepang, Sulianti bekerja sebagai dokter di RS Umum Pusat di Jakarta, yang kini dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo. Pada awal kemerdekaan, ia ikut bertahan di rumah sakit besar itu. Namun, ketika ibu kota negara pindah ke Yogyakarta, Sulianti turut hijrah menjadi dokter republiken dan bekerja di RS Bethesda Yogyakarta.

Sulianti juga mengambil beasiswa di Tulane Medical School, New Orleans, Louisiana. Dalam lima tahun, ia meraih gelar MPH dan PhD. Desertasinya tentang epidemiologi bakteri E Coli. Selesai dengan PhD-nya, Sulianti sempat setahun menjadi asisten profesor di Tulane, dan punya opsi memperpanjangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement