Handoko menjelaskan, ada delapan skema mobilitas periset, termasuk melanjutkan rekrutmen 500 periset muda berkualifikasi S3. Selain itu, ada 9 skema pendanaan riset untuk mendukung aktivitas dari riset di hulu sampai dengan pengembangan produk berbasis riset di industri, serta peningkatan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri.
“Sepanjang 2022, peningkatan produktivitas periset sangat nyata. 560-an kekayaan intelektual baru telah didaftarkan, 3.000-an publikasi terindeks global telah diterbitkan dengan dampak 26.000-an sitasi. Capaian berdampak lain adalah telah diperoleh 58 lisensi dan alih teknologi ke 350 mitra,” urainya.
“Masih panjang jalan yang harus kita tempuh, untuk benar-benar menjadi pengungkit dan enabler kemajuan ekonomi berbasis iptek di Indonesia,” pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)