Menurut Stefan Arman, pasar Bangladesh cukup unik karena didominasi oleh agen pemegang merek (APM) yang sekaligus menjadi pesaing mereka. Sementara di Indonesia, para APM ini umumnya hanya menjual sasis bus.
“Kami akan terus menunjukkan komitmen dalam memproduksi bus-bus berkelas dunia dan berdaya saing dengan negara lain,” tuturnya menambahkan.*
(Siska Maria Eviline)