Tidak hanya itu, efek dari Bumi datar akan menyebabkan tidak adanya zona waktu, bintang di langit akan terlihat sama, tidak ada pergantian musim, dan beberapa dampak lainnya. Hal ini membuat teori Bumi datar itu sulit untuk dibuktikan.
Zaman dahulu sebenarnya sudah banyak yang menyimpulkan berbagai bentuk Bumi dari sekedar datar atau bulat. Mengapa bisa seperti itu? Pada dasarnya, manusia adalah penjelajah yang ingin mencari tahu jawaban tentang alam semesta.
Sejak dilakukan penelitian dan pengamatan tentang pergerakan bintang, muncul berbagai studi dan teori tentang Bumi yang kita tempati atau alam semesta yang berada di atas kepala. Semua peradaban memiliki versi tersendiri, ini bisa terjadi karena kita mengandalkan ilmu pengetahuan.
Melalui ilmu pengetahuan, manusia dapat melakukan pengamatan, penelitian dan menguji berbagai hal untuk menemukan jawaban. Walaupun terkadang masih banyak penemuan yang tidak dapat dipecahkan, tetapi adanya ilmu pengetahuan tersebut kita jadi tahu dan belajar.
Teori bentuk Bumi bulat bisa saja ditentang, jika ada yang mampu untuk meneliti dan memberi bukti kepada dunia dengan cara ilmiah bahwa bentuk Bumi datar. Namun, kebanyakan penelitian Bumi datar hanya kisah yang tidak ada bukti ilmiah dan tidak bisa dipertanyakan.
Hal itu akan berlawanan dengan esensi ilmu pengetahuan. Manusia hanya mampu mengatakan dan mempercayai, tetapi tidak mendapatkan bukti dari pernyataan tersebut. Jadi, dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Bumi tidak berbentuk datar.
(Ahmad Muhajir)