JAKARTA - Mayoritas manusia meyakini bahwa Bumi bentuknya bulat. Kesimpulan ini, sudah ada sejak zaman menghitung sudut Matahari, penemuan hukum gravitasi, hingga bukti fotografi yang menunjukkan bentuk planet ini.
Namun, masih ada orang yang percaya dan beranggapan dengan kondisi bahwa Bumi sebenarnya datar. Seorang Astronom Amerika Serikat, Phil Plait menulis artikel tentang komunitas “Bumi Datar” dan ia mengatakan bahwa orang yang mempercayai teori tersebut hanya buang-buang waktu saja.
Terlepas dari hal tersebut, tentu membuat banyak pertanyaan tentang bagaimana bentuk Bumi sebenarnya. Lantas, apa yang akan terjadi jika bentuk Bumi kita ini datar?
Dilansir dari kanal YouTube Kok Bisa?, Rabu (12/10/2022), ada pendapat yang mengatakan bahwa bentuk Bumi seperti piring yang melaju ke atas dalam kecepatan tetap, di mana Matahari serta Bulan berputar di atas Bumi.
Jika hal itu terjadi, dalam dunia Bumi datar tidaklah berlaku gravitasi, gerhana Matahari dan Bulan, bahkan teori heliosentris.
Berbeda dengan Bumi bulat, adanya teori lain ini dapat membuat gaya gravitasi menjadi fiksi. Hal ini dikarenakan sifatnya yang menarik ke pusat gravitasi sehingga benda sebesar Bumi bentuknya harus bulat.
Bumi tanpa gravitasi banyak yang terjadi, seperti benda menjadi mengambang atau melayang-layang, atmosfer tidak melapisi bagian Bumi, langit menjadi gelap, tidak ada cuaca, oksigen, dan sinar Matahari yang memancar. Hasilnya, tidak akan ada kehidupan di Bumi.
Namun, seadainya masih ada gravitasi dalam Bumi datar, efeknya akan mempengaruhi orang-orang yang tinggal di tepi Bumi. Semakin ke tepi atau pinggir, daya tarik gravitasi akan membawa benda-benda ke pusat Bumi sehingga akan mempersulit kondisi orang-orang yang berada di tepi Bumi.
Tidak hanya itu, efek dari Bumi datar akan menyebabkan tidak adanya zona waktu, bintang di langit akan terlihat sama, tidak ada pergantian musim, dan beberapa dampak lainnya. Hal ini membuat teori Bumi datar itu sulit untuk dibuktikan.
Zaman dahulu sebenarnya sudah banyak yang menyimpulkan berbagai bentuk Bumi dari sekedar datar atau bulat. Mengapa bisa seperti itu? Pada dasarnya, manusia adalah penjelajah yang ingin mencari tahu jawaban tentang alam semesta.
Sejak dilakukan penelitian dan pengamatan tentang pergerakan bintang, muncul berbagai studi dan teori tentang Bumi yang kita tempati atau alam semesta yang berada di atas kepala. Semua peradaban memiliki versi tersendiri, ini bisa terjadi karena kita mengandalkan ilmu pengetahuan.
Melalui ilmu pengetahuan, manusia dapat melakukan pengamatan, penelitian dan menguji berbagai hal untuk menemukan jawaban. Walaupun terkadang masih banyak penemuan yang tidak dapat dipecahkan, tetapi adanya ilmu pengetahuan tersebut kita jadi tahu dan belajar.
Teori bentuk Bumi bulat bisa saja ditentang, jika ada yang mampu untuk meneliti dan memberi bukti kepada dunia dengan cara ilmiah bahwa bentuk Bumi datar. Namun, kebanyakan penelitian Bumi datar hanya kisah yang tidak ada bukti ilmiah dan tidak bisa dipertanyakan.
Hal itu akan berlawanan dengan esensi ilmu pengetahuan. Manusia hanya mampu mengatakan dan mempercayai, tetapi tidak mendapatkan bukti dari pernyataan tersebut. Jadi, dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Bumi tidak berbentuk datar.
(Ahmad Muhajir)