Untuk diketahui, pada 2019, Departemen Kehakiman mendakwa Abouammo dan mantan karyawan Twitter lainnya, Ali Alzabarah, dengan tuduhan spionase.
Badan tersebut kemudian memperluas tuduhan itu pada tahun 2020 untuk memasukkan orang ketiga, Ahmed Almutairi, yang diduga mengoordinasikan skemanya.
Baik Almutairi maupun Alzabarah tetap menjadi buronan pemerintah AS. Tahun lalu, aktivis hak asasi manusia Ali Al-Ahmed menggugat Twitter, mengklaim bahwa platform tersebut dapat berbuat lebih banyak untuk melindungi informasinya.
Menurut Bloomberg, jaksa menuduh Abouammo bekerja dengan ajudan Mohammed bin Salman, yang sekarang menjabat sebagai putra mahkota Arab Saudi, untuk menekan para pembangkang.
Abouammo berargumen bahwa dia hanya melakukan pekerjaannya dan menyalahkan Twitter karena tidak mengamankan data pengguna. Kendati demikian, Twitter menolak berkomentar.
(Ahmad Muhajir)