Asosiasi kepentingan operator telekomunikasi dunia, Global System for Mobile Communications Association (GSMA) menjelaskan, masa depan 5G secara global berisiko tidak optimal jika pemerintah gagal menyelaraskannya dengan lisensi spektrum 6 GHz.
GSMA mengatakan, kemampuan dan kecepatan penuh 5G tergantung pada spektrum mid-band 6 GHz. Namun sayangnya pemerintah dari beberapa negara malah membuat keputusan lain.
Untuk 5G, China akan menggunakan 1200 MHz secara keseluruhan pada pita 6 GHz. Eropa telah membagi pita bagian atas yang dipertimbangkan untuk 5G, sedangkan tranche 500 MHz terbaru disediakan untuk Wi-Fi. Afrika dan beberapa negara di Timur Tengah mengambil pendekatan yang sama.
Seperti dikutip dari Antara, Amerika Serikat dan sebagian besar negara-negara di Amerika Latin bahkan telah menyatakan bahwa sumber daya berharga tersebut tidak akan disediakan untuk 5G. Namun mereka malah menyediakannya untuk Wi-Fi dan teknologi-teknologi belum berlisensi lainnya.
Pita 6 GHz sangat penting tidak hanya bagi operator jaringan seluler dalam menyediakan jangkauan konektivitas yang lebih berkualitas untuk inklusi sosial yang lebih luas, tetapi juga untuk memberikan kecepatan dan kapasitas data yang menjadi kebutuhan kota pintar, transportasi, dan pabrik.
Diperkirakan, jaringan 5G membutuhkan spektrum mid-band 2 GHz hingga dekade mendatang guna menghadirkan seluruh potensinya.