Setelah Unilever, menyusul merek lain yang juga melakukan hal serupa, yaitu Coca-Cola, Docker, dan juga Levi's yang bergabung dalam boikot tersebut. Sementara Hershey memangkas biaya iklannya di Facebook hingga 33%.
Di sisi lain, menurut laporan Forbes, praktik moderasi konten di platform Facebook sebagai salah satu akar gerakan pemboikotan ini. Gerakan ini juga diikuti oleh National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), Color of Change, dan Anti-Defamation League.
Asosiasi menegaskan, bahwa mereka tidak akan mendukung perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan. Selain itu, Mark dan perusahaannya dianggap tidak hanya sekadar lalai, tetapi juga merasa puas dalam penyebaran misinformasi di platformnya.
“Facebook tetap tidak mau mengambil langkah signifikan untuk menghapus propaganda politik dari platformnya," kata Presiden dan CEO di NAACP Derrick Johnson.
(Ahmad Luthfi)