Sebelumnya, Marco Rubio, senator AS mengklaim bahwa aplikasi ini telah berusaha menyensor konten di AS agar sejalan dengan kepentingan pemerintah China. Ia memberikan pernyataan tersebut sebelum akhirnya TikTok benar-benar dilarang.
"Aplikasi China semakin banyak digunakan untuk menyensor konten dan membungkam diskusi terbuka tentang topik-topik yang dianggap sensitif oleh Pemerintah Tiongkok dan Partai Komunis," kata Rubio saat itu.
Dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, TikTok telah menarik perhatian dari para pejabat AS. Para pejabat AS khawatir bahwa perusahaan China tersebut menggunakan TikTok sebagai alat untuk memata-matai.
(Ahmad Luthfi)