JAKARTA – OpenAI telah menjadi perusahaan rintisan (start-up) paling berharga di dunia, melampaui SpaceX milik Elon Musk, demikian dilaporkan Bloomberg pada Kamis (2/10/2025). Tonggak sejarah ini terjadi setelah karyawan OpenAI saat ini dan mantan karyawan menjual saham senilai sekitar USD 6,6 miliar (sekitar Rp109,56 triliun) kepada investor dalam penjualan sekunder.
Awal tahun ini, perusahaan pembuat ChatGPT tersebut bernilai sekitar USD 300 miliar (Rp4.980 triliun), sementara SpaceX bernilai sekitar USD 400 miliar (Rp6.640 triliun). Namun, transaksi terbaru ini telah mendorong valuasi OpenAI melampaui USD 500 miliar (sekitar Rp8.300 triliun), menurut seseorang yang mengetahui kesepakatan tersebut.
Kenaikan harga ini terjadi saat OpenAI sedang bernegosiasi dengan Microsoft untuk merestrukturisasi perusahaan menjadi entitas nirlaba yang lebih tradisional. Microsoft sendiri adalah mitra terdekat dan pendukung terbesar OpenAI, telah menginvestasikan miliaran dolar sambil memperluas infrastruktur kecerdasan buatannya.
Dilansir RT, CEO Microsoft, Satya Nadella, bulan lalu menyatakan kekhawatirannya bahwa kemajuan AI dapat membuat bisnis inti Microsoft menjadi usang, sementara perusahaan telah memangkas lebih dari 15.000 pekerjaan tahun ini sebagai bagian dari reorganisasi.
OpenAI didirikan pada 2015 sebagai laboratorium penelitian nirlaba dengan tujuan mengembangkan AI “untuk memberi manfaat bagi umat manusia secara keseluruhan.” Grup ini menjadi terkenal setelah peluncuran ChatGPT pada 2022 yang cepat diadopsi jutaan pengguna. Sejak itu, OpenAI telah merilis model yang semakin canggih, termasuk GPT-5 pada Agustus 2025, serta mencapai kesepakatan infrastruktur berskala besar dengan mitra seperti Oracle dan SK Hynix.
Elon Musk adalah salah satu pendiri OpenAI, tapi mengundurkan diri dari dewan direksi pada 2018. Ia menuduh OpenAI meninggalkan misi nirlaba awal setelah menerima miliaran dana dari Microsoft. Tahun lalu, Musk mengajukan gugatan untuk memblokir restrukturisasi perusahaan, namun permintaannya ditolak dan kasus masih berlanjut. Sementara itu, perusahaan AI milik Musk, xAI, menggugat OpenAI atas dugaan pencurian rahasia dagang, yang dibantah oleh OpenAI.
(Rahman Asmardika)