Selama fase bulan baru, NASA menjelaskan, sinar matahari menyinari sisi jauh bulan sementara sisi yang menghadap Bumi tetap gelap, membuat permukaan bulan tidak terlihat oleh pengamat di darat.
Bulan hitam ini akan mencapai puncaknya pada Jumat dini hari, 22 Agustus, sekitar pukul 12.00 Waktu Standar Timur (ET) di Belahan Bumi Barat. Sementara pengamat di belahan dunia lain akan menyaksikan fenomena ini pada Sabtu, 21 Agustus.
Bulan hitam musiman terjadi kira-kira sekali setiap 33 bulan, dengan bulan hitam berikutnya diprediksi pada 20 Agustus 2028.
Selama 29,5 hari, bulan berubah dari bulan baru, dengan iluminasi nol persen seperti yang terlihat dari Bumi, menjadi bulan purnama, dengan iluminasi 100 persen, dan kembali lagi.
Karena siklus ini sedikit lebih pendek daripada bulan rata-rata, terkadang terdapat dua bulan baru dalam satu bulan kalender. Para astronom amatir dan penggemar antariksa menjuluki bulan baru kedua ini sebagai bulan hitam.
Beberapa astrolog menganggap peristiwa itu penting secara spiritual, meskipun ilmuwan profesional tidak melihat makna inheren di luar mekanika astronomi.
Pada 2016, Michael Greshko dari National Geographic menggambarkan bulan hitam sebagai "kembaran jahat dari bulan biru", dan mencatat bahwa, terlepas dari klaim sensasional di internet, peristiwa semacam itu tidak menandakan bencana atau kiamat.