TikTok Beroperasi Kembali di AS, Pengguna Merasa Disensor

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Minggu 26 Januari 2025 11:54 WIB
TikTok Beroperasi Kembali di AS, Pengguna Merasa Disensor (Ilustrasi/Reuters)
Share :

NEW YORK - Pengguna TikTok di Amerika Serika (AS) merasa ada yang berbeda setelah aplikasi tersebut beroperasi kembali. Mereka merasa ada penyensoran. Diketahui, TikTok sempat berhenti beroperasi beberapa waktu lalu. 

1. Pengguna Keluhkan TikTok

Pengguna mengatakan mereka melihat lebih sedikit siaran langsung. Beberapa aktivitas mereka dihapus atau ditandai tingkat yang lebih tinggi karena melanggar pedoman komunitas, termasuk untuk perilaku yang sebelumnya diizinkan.

"Kebijakan dan algoritme kami tidak berubah selama akhir pekan," kata TikTok dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters, Minggu (26/1/2025).

"Kami bekerja keras untuk memulihkan operasi kami di AS kembali normal dan memperkirakan akan ada ketidakstabilan sementara saat kami memulihkan layanan kami, yang dapat memengaruhi fitur TikTok atau akses pengguna ke aplikasi," katanya.

Namun, beberapa pengguna mengatakan  mereka sekarang melihat lebih banyak moderasi konten, seperti hasil pencarian terbatas, serta peringatan tentang misinformasi dan permintaan bagi pengguna untuk memeriksa sumber mereka.

Beberapa mengklaim TikTok mencoret komentar yang menggunakan frasa seperti "Bebaskan Palestina" dan "Bebaskan Luigi," merujuk pada Luigi Mangione, yang dituduh membunuh seorang eksekutif UnitedHealth, yang sebelumnya diizinkan.

TikTok mengatakan tidak mengizinkan konten yang mempromosikan individu yang melakukan kekerasan atau kebencian di platform tersebut.

Pada Senin, Trump menandatangani perintah eksekutif yang katanya bertujuan memulihkan kebebasan berbicara dan mengakhiri penyensoran. Ini secara khusus merujuk pada platform media sosial.

Pembuat konten, komedian, dan veteran Pat Loller (36), mengatakan video satir yang ia buat sebagai tanggapan terhadap gerakan tangan miliarder Elon Musk di acara pelantikan yang bagi sebagian orang tampak seperti penghormatan Nazi pertama kali ditandai sebagai misinformasi. Loller kemudian dibatasi dalam seberapa luas ia dapat membagikan video tersebut, yang telah ditonton lebih dari satu juta kali.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya