SEIRING dengan kecanggihan teknologi yang ada, maka para penjahat pun semakin ahli dalam membobol sebuah data. Jika tidak hati-hati, maka sudah pasti pencurian data bisa terjadi.
Nah, baru-baru ini bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi korban kejahatan digital. Pasalnya, meskipun menerapkan sistem keamanan digital yang terkini, selalu ada celah untuk membobol fata tersebut.
Diungkap pengamat keamanan siber, Teguh Aprianto, BSI telah menjadi korban ransomware. Tak tanggung-tanggung, total data yang bocor mencapai 1,5 TB.
"Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dgn alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka menjadi korban ransomware," ungkap teguh dalam sebuah cuitan di Twitternya.