NASA mengungkapkan bulan baru telah terjadi pada 17 September atau sehari sebelum Planet Merkurius mencapai titik tertinggi di langit malam selama sisa tahun ini. Bulan baru terjadi setiap kali bulan berada di antara matahari dan bumi.
Melansir dari Space, Senin (21/9/2020), kira-kira setiap 29,5 hari kedua benda berbagi bujur langit yang sama, sebuah kesenjangan yang juga disebut konjungsi. Bujur langit adalah proyeksi garis bujur bumi di langit selama bulan baru, jika menarik garis dari Polaris, Bintang Utara ke selatan melalui matahari, Anda akan menemui bulan.
Baca juga: NASA Sebut Lokasi Pendaratan ke Bulan pada 2024 Masih Bisa Berubah
Dikarenakan sisi bulan yang diterangi menghadap jauh dari Bumi, bulan baru tidak terlihat oleh pengamat di darat, kecuali jika bulan lewat tepat di depan matahari yang menciptakan gerhana matahari, namun gerhana matahari tidak terjadi kali ini.
Sehari setelah bulan baru, atau pada 18 September, Planet Merkurius mencapai titik tertinggi di atas cakrawala setelah matahari terbenam, penampakan tersebut juga masih sulit untuk diamati. Bersinar seterang Bintang Vega kira-kira berkekuatan 0,0, planet ini hanya akan berada sekira 8 derajat di atas cakrawala.
Baca juga: Wujud Bulan-Bulan Uranus Ternyata Mirip Neptunus dan Pluto
Lalu akan membutuhkan waktu sekira 15–20 menit agar langit cukup gelap dan planet dapat terlihat. Ketinggian planet ini adalah 13 derajat saat matahari terbenam di Miami, pada 18 September pukul 19.22 waktu lokal, dan planet terbenam sekira satu jam kemudian atau pada pukul 20.24.
Bintang-bintang yang terlihat di belahan Bumi selatan pada 17 September mencakup Salib Selatan, yang terletak di selatan Yupiter dan Saturnus pada ketinggian sekitar 20 derajat, dan sekira jam 9 malam.