JAKARTA – Game battle royale populer PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG kembali menjadi sorotan di Indonesia setelah pemerintah mewacanakan pembatasannya menyusul insiden ledakan di SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara baru-baru ini. Wacana ini muncul karena PUBG dinilai berbahaya bagi anak-anak dan diduga memiliki pengaruh pada tindak kekerasan seperti yang terjadi di SMAN 72.
“PUBG itu kan di situ, kita mungkin berpikir ada pembatasan-pembatasan ya, di situ ada jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di depan kediaman Presiden Prabowo Subianto pada Minggu (9/11/2025).
Namun, apa sebenarnya PUBG dan dari mana asal-usul game populer ini? Berikut penjelasannya.
PUBG pertama kali dikembangkan oleh sebuah studio bernama PUBG Studio yang berada di Korea Selatan. Studio ini sebelumnya dikenal dengan nama Ginno Games dan berada di bawah perusahaan induk Bluehole, yang kini berubah nama menjadi Krafton. PUBG mulai dikenal luas pada 2017 setelah berhasil meraih popularitas besar di platform PC. Ide di balik game ini berasal dari Brendan Greene, seorang desainer game asal Irlandia yang mengembangkan konsep battle royale dan bekerja sama dengan tim Korea Selatan untuk mewujudkannya.
Setelah sukses besar di PC, PUBG kemudian diadaptasi ke versi mobile yang melibatkan perusahaan asal China, Tencent Games. Tencent berperan sebagai publisher sekaligus membantu pengembangan versi mobile ini, sehingga PUBG semakin mudah diakses dan sangat populer, terutama di Asia. Jadi, meskipun asal mula PUBG dari Korea Selatan, pengembangan versi mobile yang ramai dimainkan saat ini merupakan hasil kolaborasi antara PUBG Studio Korea Selatan dan Tencent dari China.
Game PUBG sering dikaitkan dengan kekerasan karena menampilkan adegan peperangan dan tembak-menembak dengan senjata api. Meski belum ada bukti kuat yang menunjukkan kaitan langsung antara adegan dalam PUBG dengan tindak kekerasan, para pakar psikologi memperingatkan dampak negatif game ini terhadap mental anak, terutama potensi kecanduan.
Beberapa negara telah melarang akses game PUBG, antara lain Afghanistan, Bangladesh, India, Nepal, Yordania, bahkan China yang merupakan negara asal Tencent. Alasan pelarangan beragam, mulai dari kekhawatiran dampak sosial seperti kecanduan, penurunan prestasi akademis, hingga kekerasan, serta alasan keamanan data dan kepentingan nasional.
(Rahman Asmardika)