Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Senin, 10 November 2025 |08:15 WIB
Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen
Penjualan Lesu, Laba Honda Anjlok 25 Persen (Ilustrasi/Dok Honda)
A
A
A

JAKARTA - Produsen asal Jepang, Honda Motor Co, mulai merasakan dampak dari lemahnya penjualan mobil di berbagai negara. Kondisi ini diperburuk dengan biaya operasional mobil listrik yang sangat tinggi, mulai dari pengembangan hingga tahap produksi.

1. Laba Operasional Honda Turun

Kondisi ini membuat Honda dengan berat hati mengumumkan adanya penurunan laba operasi sebesar 25 persen pada kuartal II (Juli-September) tahun fiskal 2025/2026. Produsen asal Jepang itu mengumumkan laba operasi sebesar 194 miliar yen, turun dari 257,9 miliar yen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Melansir Reuters, Senin (10/11/2025), Direktur Eksekutif Wakil Presiden Honda Noriya Kaihara mengatakan penurunan tersebut disebabkan beberapa faktor. Penerimaan kendaraan listrik yang rendah, turunnya penjualan di Asia termasuk China, serta gangguan pasokan semikonduktor jadi penyebab utama.

Kondisi ini diyakini dapat memangkas laba operasi tahunan hingga Maret 2026, yang diprediksi mencapai 550 miliar yen. Jika benar, angka tersebut turun 21 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 700 miliar yen.

Kini, Honda memperkirakan menjual 925 ribu kendaraan di Asia, termasuk di China untuk tahun keuangan ini. Jumlah tersebut turun lebih dari 10 persen dari target sebelumnya sebesar 1,09 juta unit mobil.

Persaingan di Asia Tenggara semakin ketat karena masuknya produsen mobil asal China. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan di kawasan tersebut untuk menawarkan insentif yang lebih tinggi atau harga yang lebih rendah kepada konsumen.
 

 

"Kami menyadari bahwa tinjauan fundamental diperlukan untuk Asia. Namun, mulai tahun fiskal ini hingga tahun depan, tidak akan ada model yang benar-benar baru," kata Kaihara.

Dengan seluruh tantangan yang ada saat ini, Honda berupaya menata ulang strategi globalnya. Fokus utama perusahaan ke depannya adalah menjaga efisiensi biaya, memperkuat rantai pasok, serta meninjau ulang strategi kendaraan listrik agar tetap kompetitif di tengah ketatnya persaingan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement