Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hacker Retas Tempat Penitipan Anak London, Curi Data 8 Ribu Anak

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 27 September 2025 |19:28 WIB
Hacker Retas Tempat Penitipan Anak London, Curi Data 8 Ribu Anak
Hacker Retas Tempat Penitipan Anak London, Curi Data 8 Ribu Anak (Ilustrasi/Reuters)
A
A
A

LONDON - Hacker meretas data tempat penitipan anak di London, Inggris. Mereka mencuri data 8 ribu anak. 

1. Hacker Retas Penitipan Anak

Hacker yang menamakan dirinya Radiant ini meretas penyedia layanan penitipan anak Kido International. Mereka membuktikan klaimnya dengan mempublikasikan nama, foto, alamat rumah, dan informasi kontak keluarga dari 10 anak yang katanya bersekolah di salah satu dari 18 tempat penitipan anak Kido di London Raya.

Peretasan ini, yang menimbulkan kekhawatiran serius tentang perlindungan anak dan privasi data. Peretasan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian insiden ransomware serius di Inggris yang telah mengguncang bisnis di negara tersebut tahun ini.

"Langkah selanjutnya bagi kami adalah merilis 30 'profil' tambahan untuk setiap anak dan 100 karyawan," demikian bunyi unggahan di situs web Radiant, melansir Reuters, Sabtu (27/9/2025.

Kido International tidak menanggapi permintaan komentar melalui email. 

Sementara itu, Kepolisian Metropolitan London mengatakan pihaknya belum menangkap pelaku. 

"Penyelidikan masih berlangsung dan masih dalam tahap awal di Unit Kejahatan Siber Kepolisian Metropolitan," demikian pernyataan tersebut.

Berbicara melalui layanan pesan terenkripsi, para peretas tempat penitipan anak tersebut mengatakan mereka telah berada di dalam jaringan Kido selama berminggu-minggu.

Para peretas mengaku berada di Rusia. Namun, mereka tak dapat membuktikan pernyataan tersebut.

 

Ransomware adalah perangkat lunak berbahaya yang digunakan penjahat siber untuk mengenkripsi data perusahaan dan menuntut pembayaran atas pelepasannya. Para peretas menolak untuk mengatakan berapa banyak uang yang mereka minta dari Kido International.

"Penjahat siber akan menargetkan siapa pun jika mereka merasa ada uang yang bisa dihasilkan, dan mengincar orang-orang yang mengasuh anak-anak adalah tindakan yang sangat keji," ujar Jonathon Ellison dari Pusat Keamanan Siber Nasional.

2. Peretasan di Inggris

Sebuah sumber pemerintah mengatakan pada Kamis, pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan keuangan kepada para pemasok produsen mobil Jaguar Land Rover setelah penutupan yang disebabkan serangan siber diperpanjang hingga Oktober.

Sehari sebelumnya, polisi mengatakan mereka telah menangkap seorang pria sebagai bagian dari penyelidikan serangan ransomware terhadap Collins Aerospace, milik RTX. Serangan itu melumpuhkan sistem check-in otomatis di London Heathrow, bandara tersibuk di Inggris, dan menyebabkan kekacauan perjalanan di bandara-bandara lain di seluruh Eropa.

Pada April, sekelompok peretas yang dijuluki Scattered Spider secara luas dilaporkan berada di balik serangan yang melumpuhkan peritel Inggris Marks & Spencer. Akibatnya, salah satu peritel paling terkenal di Inggris tidak dapat menerima pesanan daring selama berminggu-minggu.

Perusahaan tersebut memperkirakan pada Mei peretasan tersebut akan menyebabkan kerugian sekitar 300 juta pound ($405 juta) dalam laba operasional pada tahun keuangan 2025/26.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement