JAKARTA – Gedung Putih memaparkan garis besar perjanjian antara Amerika Serikat (AS) dengan China terkait operasional TikTok di Negeri Paman Sam. Dari keterangan seorang pejabat senior, perjanjian tersebut akan mencakup hak China untuk memilih satu dari tujuh anggota dewan untuk entitas baru tersebut, dan AS akan mengamankan serta mengoperasikan algoritma TikTok di luar ByteDance.
Sebagaimana dilaporkan, Presiden Donald Trump berupaya mencegah pemblokiran aplikasi video pendek tersebut di AS setelah Kongres mengesahkan undang-undang pada tahun 2024. Menurut undang-undang tersebut, TikTok yang memiliki 170 juta pengguna di AS diperintahkan untuk ditutup pada Januari 2025 jika ByteDance tidak menjual asetnya di AS.
Trump telah menunda penegakan hukum hingga pertengahan Desember di tengah upaya menarik aset TikTok di AS dari platform global tersebut, menjaring investor Amerika, dan memastikan kepemilikan baru memenuhi syarat sebagai divestasi penuh seperti yang diwajibkan oleh undang-undang tahun 2024.
Kemajuan menuju kesepakatan minggu ini menandai terobosan langka dalam perundingan berbulan-bulan antara China dan AS, yang berupaya meredakan perang dagang yang meluas dan telah meresahkan pasar global.
Trump mengatakan pada Jumat (19/9/2025) bahwa ia dan Presiden China Xi Jinping telah membuat kemajuan dalam kesepakatan TikTok melalui panggilan telepon dan akan bertemu langsung dalam enam minggu. Namun, pernyataan Beijing belum mengklarifikasi seberapa jauh kemajuan tersebut telah tercapai.
Detail perjanjian tersebut, sebagaimana dipaparkan oleh pejabat senior Gedung Putih, menyebutkan bahwa Trump akan memperpanjang jeda terbaru dalam penegakan hukum tahun 2024 selama 120 hari tambahan, yang mengindikasikan batas waktu penyelesaian perjanjian berikutnya adalah pada April.
TikTok, Kementerian Perdagangan China, dan Administrasi Dunia Maya China tidak menanggapi permintaan komentar.
Belum jelas apakah kesepakatan ini, dalam kondisi saat ini, akan memenuhi syarat sebagai divestasi penuh sebagaimana disyaratkan oleh Kongres berdasarkan undang-undang tahun 2024.
Trump memuji TikTok karena telah membantunya memenangkan pemilihan ulang tahun lalu dan memiliki 15 juta pengikut di akun pribadinya. Gedung Putih juga meluncurkan akun TikTok resmi bulan lalu.
Perjanjian yang dijelaskan oleh pejabat tersebut, seperti yang diharapkan, akan mewajibkan semua data pengguna Amerika disimpan di infrastruktur komputasi awan AS yang dikelola oleh perusahaan perangkat lunak AS Oracle.
Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa algoritma TikTok "akan diamankan, dilatih ulang, dan dioperasikan di Amerika Serikat di luar kendali ByteDance."
"Algoritma rekomendasi konten TikTok akan dilatih ulang dari awal—ditinjau dan dianalisis di bawah pengawasan AS dengan data AS yang tidak akan dibagikan di luar Amerika Serikat," kata pejabat tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.
Ini merupakan poin penting karena pejabat AS telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa algoritma tersebut dapat digunakan oleh China untuk memanipulasi apa yang dilihat warga Amerika di media sosial. Reuters dan media lainnya melaporkan minggu ini bahwa algoritma tersebut dapat dilisensikan dari ByteDance.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa pengguna AS masih dapat menggunakan TikTok untuk berinteraksi dengan konten dari seluruh dunia.
Aset TikTok di AS akan mayoritas dimiliki oleh investor Amerika dan dioperasikan di Amerika Serikat oleh dewan direksi yang memiliki kredensial keamanan nasional dan keamanan siber, tambah pejabat tersebut.
Pemegang saham ByteDance saat ini termasuk Susquehanna International Group, General Atlantic, dan KKR. ByteDance akan memegang kurang dari 20% saham perusahaan patungan yang mengendalikan operasi TikTok di AS, kata pejabat tersebut.
(Rahman Asmardika)