Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rusia Blokir Sebagian Fitur Panggilan WhatsApp dan Telegram

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 14 Agustus 2025 |10:35 WIB
Rusia Blokir Sebagian Fitur Panggilan WhatsApp dan Telegram
Ilustrasi. (Foto; Unsplash)
A
A
A

MOSKOW – Rusia mulai membatasi sejumlah fitur panggilan di Telegram dan WhatsApp setelah menuduh kedua platform tersebut gagal berbagi informasi dengan penegak hukum dalam kasus penipuan dan terorisme. Pembatasan terhadap kedua aplikasi perpesanan ini diumumkan oleh Kementerian Pengembangan Digital Rusia pada Rabu (13/8/2025).

Rusia telah berselisih dengan platform teknologi asing selama beberapa tahun terkait konten dan penyimpanan data, dalam sengketa yang memanas sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022. Para kritikus mengatakan Rusia berupaya memperluas kendalinya atas ruang internet di negara tersebut.

Presiden Vladimir Putin telah mengesahkan pengembangan aplikasi perpesanan yang didukung negara dan terintegrasi dengan layanan pemerintah, sebagai bagian dari upaya Moskow membangun apa yang disebutnya “kedaulatan digital” dengan mempromosikan layanan lokal serta mengurangi ketergantungan pada platform seperti WhatsApp dan Telegram.

“Untuk menangkal kejahatan... berbagai langkah sedang diambil demi membatasi sebagian panggilan pada layanan perpesanan asing ini,” demikian kantor berita Interfax mengutip pernyataan regulator komunikasi Roskomnadzor. “Tidak ada pembatasan lain yang diberlakukan atas fungsi mereka.”

Telegram, dalam tanggapannya kepada surat kabar harian Rusia RBC, menyatakan menolak seruan untuk melakukan kekerasan dan penipuan di platformnya, serta mengklaim bahwa moderator mereka menggunakan perangkat kecerdasan buatan (AI) untuk memantau bagian publik dan menghapus jutaan pesan berbahaya setiap hari.

 

Sementara itu pihak WhatsApp dalam pernyataannya yang diunggah di media sosial X menyatakan bahwa pihaknya menolak upaya pemerintah Rusia untuk melanggar hak komunikasi yang aman bagi penggunanya. 

"WhatsApp bersifat privat, terenkripsi ujung ke ujung (end-to-end encrypted), dan menolak upaya pemerintah untuk melanggar hak orang dalam berkomunikasi secara aman — inilah alasan Rusia berusaha memblokir WhatsApp dari lebih dari 100 juta penduduknya. Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan komunikasi terenkripsi ujung ke ujung tersedia bagi semua orang di seluruh dunia, termasuk di Rusia," demikian disampaikan WhatsApp dalam unggahan di media sosialnya, Kamis, 14 Agustus 2025. 

Akibat pembatasan tersebut, panggilan suara di Telegram hampir tidak berfungsi sejak 11 Agustus dan panggilan WhatsApp tidak bisa dilakukan, dengan suara yang terputus-putus dan terdengar “dengung logam,” menurut laporan Reuters.

Kementerian Pengembangan Digital menyatakan Telegram dan WhatsApp telah mengabaikan permintaan berulang kali untuk mengambil langkah menghentikan penyalahgunaan platform mereka untuk aktivitas penipuan dan terorisme.

Tindakan pemblokiran, yang hanya berlaku untuk panggilan, akan dicabut jika platform tersebut mematuhi hukum Rusia, kata kementerian itu.

Persyaratan itu meliputi membuka badan hukum di Rusia, mematuhi seluruh hukum Rusia tanpa syarat, serta bekerja sama dengan Roskomnadzor dan penegak hukum, ujar Anton Gorelkin, wakil ketua komite teknologi informasi parlemen.

 

Meta dicap sebagai organisasi ekstremis oleh Moskow sejak 2022, tetapi WhatsApp—yang masih banyak digunakan di Rusia—tetap diizinkan beroperasi. Aplikasi perpesanan ini sudah menerima sejumlah sanksi karena gagal menghapus informasi yang dilarang oleh Rusia.

Bulan lalu, Gorelkin menyebut WhatsApp harus siap meninggalkan pasar Rusia. Sementara, anggota parlemen lainnya menyebut keberadaan WhatsApp di Rusia sebagai pelanggaran keamanan nasional.

Para kritikus telah menyuarakan kekhawatiran bahwa aplikasi perpesanan baru buatan negara Rusia dapat memantau aktivitas pengguna, serta menyarankan Rusia mungkin sengaja memperlambat kecepatan WhatsApp demi mendorong migrasi pengguna ke platform baru tersebut.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement