JAKARTA - Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara nasional masih lemah pada Juni 2025. Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 diharapkan bisa mendongkrak penjualan mobil.
Berdasarkan data penjualan wholesales alias distribusi dari pabrik ke diler sebanyak 57.760 unit mobil sepanjang Juni 2025. Angka tersebut turun 22,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 74.615 unit.
Retail sales atau pengiriman dari diler ke konsumen juga tuurn 12,3 persen dari 70.290 unit pada Juni 2024 menjadi 61.647 unit pada Juni 2025. Ini menimbulkan kekhawatiran bagi produsen karena daya beli masyarakat melemah.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengakui industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia berharap ajang GIIAS 2025 dapat mendongkrak angka penjualan.
"Ditopang oleh yang namanya GIIAS, kita harapkan market domestik bisa akan membaik," kata Nangoi di Jakarta, pada Juni lalu.
Ia menyebutkan, industri otomotif sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Itu lantaran otomotif menjadi salah satu sektor penyumbang devisa terbesar di Tanah Air. Banyak pihak harus terlibat untuk dapat meningkatkan penjualan mobil.
"Saya harus menyikapi dengan sangat hati-hati sekali. Karena industri otomotif merupakan barometer kesuksesan ekonomi suatu negara, terutama negara besar seperti Indonesia yang sangat berkonsentrasi terhadap industri," ujarnya.
Gaikindo saat ini sudah berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari solusi mengenai masalah ini. Diharapkan ada terobosan yang dikeluarkan dalam waktu dekat untuk membantu industri otomotif di Indonesia kembali bergejolak.
"Kami juga sudah berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari terobosan-terobosan baru. Terobosan seperti apa, apakah insentif baru atau revolusi dalam bidang perpajakan, dan segala macam. Nanti kita akan lihat sama-sama," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)