Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kota Mesir Kuno Berusia 2.500 Tahun yang Hilang Kembali Ditemukan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 03 Juli 2025 |11:41 WIB
Kota Mesir Kuno Berusia 2.500 Tahun yang Hilang Kembali Ditemukan
Patung keramik Ushabti yang ditemukan di puing--puing Kota Imet di Delta Sungai Nil. (Foto: Universitas Manchester)
A
A
A

JAKARTA - Para arkeolog telah menemukan kota Mesir yang telah lama hilang dan berusia 2.500 tahun. Situs yang diduga sebagai Kota Imet ini terletak sekira 10 km di selatan Tanis, di Delta Sungai Nil, Mesir.

Menurut para peneliti, Kota Imet pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan ekonomi Mesir yang ramai pada abad keempat SM. Namun, kota itu kemudian menghilang dari catatan sejarah hingga akhirnya ditemukan kembali baru-baru ini.

Dipenuhi Menara dan Bangunan Bertingkat

Penggalian di lokasi tersebut kini telah mengungkap sisa-sisa lumbung padi, kandang hewan, dan bangunan upacara yang digunakan untuk memuja dewi berkepala ular kobra Wadjet. Para arkeolog bahkan menemukan 'rumah menara' bertingkat yang dibangun untuk menampung populasi kota yang berkembang pesat.

“Rumah menara ini sebagian besar ditemukan di Delta Nil antara Periode Akhir dan era Romawi, dan jarang ditemukan di tempat lain di Mesir,” kata Dr. Nicky Nielsen, seorang arkeolog dari Universitas Manchester yang memimpin penggalian tersebut, sebagaimana dilansir Daily Mail.

“Keberadaan mereka di sini menunjukkan bahwa Imet adalah kota yang berkembang pesat dan dibangun dengan padat dengan infrastruktur perkotaan yang kompleks.”

Bekerja sama dengan Universitas Sadat City, para peneliti pertama kali menemukan reruntuhan tersebut melalui teknologi penginderaan jarak jauh. Dengan mempelajari citra satelit definisi tinggi, Dr. Nielsen dan rekan-rekannya mengidentifikasi gugusan bangunan bata lumpur kuno yang membentuk kota yang hilang tersebut.

Kota Perekonomian dan Keagamaan yang Ramai

Para arkeolog meyakini bahwa Imet telah dihuni setidaknya sejak 1550 SM, selama Dinasti ke-18 Mesir, dan merupakan ibu kota distrik administratifnya, yang disebut Nome.

Menurut penggalian terbaru ini, Imet mencapai puncaknya selama periode akhir Mesir sekitar abad keempat SM. Ini adalah periode terakhir pemerintahan Mesir dan puncak dinasti Ptolemeus sebelum Alexander Agung menaklukkan wilayah tersebut pada 332 SM.

 

Dengan memilih lokasi penggalian menggunakan citra satelit, para arkeolog kini dapat mengungkap seberapa maju kota ini pada puncak perluasannya.

Penggalian mengungkap sisa-sisa arsitektur yang padat, termasuk area beraspal yang luas untuk memproses biji-bijian dan kandang hewan - yang menunjukkan ekonomi lokal yang aktif. Imet juga memiliki sejumlah bangunan menara besar, yang dibangun dengan dinding fondasi yang sangat tebal.

Para peneliti mengatakan bahwa bangunan-bangunan ini dibangun untuk menampung populasi kota yang mengalami urbanisasi dengan cepat.

Di tempat lain, Dr Nielsen dan rekan-rekannya menemukan sisa-sisa aktivitas keagamaan yang didedikasikan untuk dewi pelindung kota, Wadjet.

“Wadjet adalah dewi kobra dari Mesir Hilir - Delta Nil - dan dia terutama disembah selama Periode Akhir, baik melalui ritual kuil maupun melalui sumbangan persembahan nazar,” kata Dr Nielsen.

“Misalnya, kami memiliki beberapa bukti yang menunjukkan bahwa seseorang dapat memberikan patung-patung keramik kecil ke kuil sebagai imbalan atas bantuan dari dewi yang secara khusus dikaitkan dengan kesuburan.”

Penggalian tersebut menemukan sebuah bangunan besar dengan lantai plester batu kapur dan pilar-pilar besar, yang berasal dari puncak Imet pada pertengahan Periode Ptolemeus. Bangunan ini dibangun di atas jalan seremonial yang membentang dari pintu masuk Kuil Wadjet hingga gerbang tembok bata lumpur yang mengelilingi kuil.

 

Namun, jalan tersebut tampaknya sudah tidak digunakan lagi pada akhir abad keempat SM, yang kemungkinan menunjukkan bahwa lanskap keagamaan Mesir mungkin telah mengalami beberapa perubahan besar selama periode ini.

Di samping bangunan-bangunan besar ini, para peneliti juga menemukan beberapa artefak yang mengisyaratkan kehidupan penduduk Imet yang telah lama hilang.

Salah satu yang ditemukan adalah sebuah ushabti faience hijau - sejenis patung pemakaman berkaca - yang berasal dari antara tahun 664 dan 525 SM dan lempengan batu dengan ukiran dewa Harpocrates dan simbol-simbol perlindungan.

Penemuan ini memberikan wawasan tentang kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno, tentang kepercayaan mereka, dan arsitektur pemakaman, dengan lebih baik.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement