Tak hanya chip untuk smartphone, perusahaan China lain, Huawei baru-baru ini dilaporkan meluncurkan chip akselerator AI Ascend 920, yang kabarnya diproduksi pada node 6 nm SMIC.
Meskipun SMIC masih terputus dari mesin EUV milik ASML, produsen China ini memanfaatkan litografi DUV multi-pola, mungkin melalui proses N+3, setara dengan 6 nm, untuk memproduksi chip ini. Ascend 920 menghadirkan kinerja 900 TFLOPS, peningkatan 30% hingga 40% dibandingkan Ascend 910C 7 nm generasi sebelumnya milik Huawei, disertai broadband memori 4 TB/s.
Ironisnya, sanksi AS, khususnya yang membatasi pengiriman akselerator H20 Nvidia ke China, telah meningkatkan bisnis AI Huawei. Karena chip Nvidia terkunci di balik sistem lisensi ekspor yang ketat, banyak perusahaan China beralih ke alternatif produksi dalam negeri Huawei, yang tidak memerlukan rintangan seperti itu.
Kebijakan yang dirancang untuk melumpuhkan Huawei justru memicu pertumbuhannya di pasar AI domestik.
Pembatasan ini juga mendorong perusahaaan China untuk mencari cara mengatasi sanksi, memaksa inovasi untuk menghilangkan ketergantungan akan EUV. Meskipun chip 5nm berbasis DUV mungkin tidak menyamai kinerja mentah node EUV terbaru buatan TSMC atau Samsung, chip tersebut sudah “cukup baik” untuk sebagian besar beban kerja modern, termasuk AI, 5G, dan elektronik konsumen berkinerja tinggi.