Menurut temuan tersebut, periode Magdalenian, yang berlangsung dari 23.000 hingga 11.000 tahun lalu, mengalami peningkatan populasi manusia, sehingga kelaparan menjadi alasan yang tidak mungkin untuk terjadinya kanibalisme, demikian dilansir Gadgets 360.
Palmira Saladié, seorang peneliti di IPHES, mengatakan kepada Live Science bahwa dalam konteks prasejarah, hal itu bisa jadi merupakan respons terhadap kebutuhan bertahan hidup atau praktik ritual, atau bahkan terhadap dinamika kekerasan antarkelompok. Namun, tidak ditemukan bukti penguburan yang terhormat, dan sisa-sisa jasad manusia dicampur dengan tulang-tulang hewan yang disembelih, yang mendukung hipotesis "kanibalisme perang."
Studi tersebut menunjukkan bahwa para korban mungkin merupakan bagian dari satu unit keluarga yang diserang, dibunuh, dan kemudian dikonsumsi. Pola tersebut sejalan dengan penemuan dari situs-situs Eropa lainnya pada periode yang sama, yang menunjukkan bahwa kanibalisme merupakan praktik budaya yang signifikan. Para peneliti meyakini konflik teritorial dan persaingan untuk mendapatkan sumber daya mungkin telah menyebabkan tindakan-tindakan ini, membentuk interaksi antara berbagai kelompok di Eropa prasejarah.
(Rahman Asmardika)