Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

53 Sisa Tubuh Manusia Ditemukan Polandia Bantu Ungkap Praktik Kanibalisme di Eropa

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 12 Februari 2025 |15:14 WIB
53 Sisa Tubuh Manusia Ditemukan Polandia Bantu Ungkap Praktik Kanibalisme di Eropa
Ilustrasi. (Foto: iStock)
A
A
A

JAKARTA - Sisa-sisa manusia yang ditemukan di sebuah gua di Polandia telah memberikan bukti kanibalisme di antara kelompok-kelompok Eropa kuno, dengan tulang-tulang yang menunjukkan tanda-tanda potongan dan patah tulang yang jelas. Temuan tersebut menunjukkan bahwa tubuh orang yang meninggal disembelih secara sistematis, dengan otak dan jaringan lunak lainnya diambil segera setelah kematian.

Tulang belulang tersebut, yang berasal dari 18.000 tahun yang lalu, milik setidaknya sepuluh orang, termasuk anak-anak, dan menunjukkan praktik yang terkait dengan peperangan daripada kelangsungan hidup. Para peneliti telah mengesampingkan penyebab alami seperti aktivitas hewan atau kerusakan yang tidak disengaja, dengan menyoroti bahwa modifikasi tersebut disengaja dan sistematis.

Bukti Pemotongan Ditemukan pada Tulang

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports, sebuah analisis dilakukan pada 53 tulang yang ditemukan di Gua Maszycka dekat Krakow, Polandia. Dengan menggunakan mikroskop 3D, para peneliti mengidentifikasi tanda-tanda potongan pada 68 persen dari sisa-sisa tersebut, yang menunjukkan adanya pencukuran kulit kepala, penghilangan daging, dan penghilangan telinga dan rahang.

Tengkorak tersebut menunjukkan retakan yang sesuai dengan upaya untuk mengeluarkan otak, sementara tanda tambahan pada tulang bahu, lengan, dan kaki menunjukkan adanya pemotongan untuk dikonsumsi. Penulis utama studi Francesc Marginedas, seorang mahasiswa doktoral di Catalan Institute of Human Paleoecology and Social Evolution (IPHES), mengatakan kepada Live Science bahwa lokasi dan frekuensi bekas potongan dan patah tulang yang disengaja jelas menunjukkan eksploitasi nutrisi pada tubuh.

 

Kanibalisme Terkait dengan Perang, Bukan Kelaparan

Menurut temuan tersebut, periode Magdalenian, yang berlangsung dari 23.000 hingga 11.000 tahun lalu, mengalami peningkatan populasi manusia, sehingga kelaparan menjadi alasan yang tidak mungkin untuk terjadinya kanibalisme, demikian dilansir Gadgets 360.

Palmira Saladié, seorang peneliti di IPHES, mengatakan kepada Live Science bahwa dalam konteks prasejarah, hal itu bisa jadi merupakan respons terhadap kebutuhan bertahan hidup atau praktik ritual, atau bahkan terhadap dinamika kekerasan antarkelompok. Namun, tidak ditemukan bukti penguburan yang terhormat, dan sisa-sisa jasad manusia dicampur dengan tulang-tulang hewan yang disembelih, yang mendukung hipotesis "kanibalisme perang."

Praktik yang Meluas pada Periode Magdalenian

Studi tersebut menunjukkan bahwa para korban mungkin merupakan bagian dari satu unit keluarga yang diserang, dibunuh, dan kemudian dikonsumsi. Pola tersebut sejalan dengan penemuan dari situs-situs Eropa lainnya pada periode yang sama, yang menunjukkan bahwa kanibalisme merupakan praktik budaya yang signifikan. Para peneliti meyakini konflik teritorial dan persaingan untuk mendapatkan sumber daya mungkin telah menyebabkan tindakan-tindakan ini, membentuk interaksi antara berbagai kelompok di Eropa prasejarah.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement