JAKARTA – Pada November 2022 NASA meluncurkan Misi Artemis I untuk meneliti Bulan, yang merupakan peluncuran pertama sejak misi ini dimulai pada 2017 dengan misi pesawat luar angkasa Orion yang mengelilingi Bulan selama 8 – 21 hari. Program Artemis menjadi media eksplorasi dan pengembangan baru bagi NASA dalam mempelajari Bulan, Bumi, dan Matahari.
NASA telah meningkatkan dukungannya untuk program Artemis melalui Perjanjian Artemis (Artemis Accord) yang ditandatangani 12 dari 45 aliansi global. Perjanjian ini bertujuan untuk menciptakan masa depan yang damai di luar angkasa.
NASA telah menggunakan nama dewa dalam mitologi Yunani untuk program luar angkasanya sejak misi Apollo pada 1961 hingga 1972. Kini, misi terbaru menggunakan nama Artemis, yang merupakan saudara kembar Apollo dalam mitologi tersebut.
Artemis adalah dewi penolong dan penghalau penyakit pada perempuan, serta dewi kelahiran. Dengan penamaan ini, NASA berharap bahwa eksplorasi Artemis ini akan terukir dalam sejarah dengan mengirim wanita pertama dalam misi Artemis di titik bulan yang belum tersentuh, yaitu kutub selatan bulan.
Sejarah penamaan misi NASA yang menggunakan nama tokoh mitologi dimulai pada 1950-an, banyak roket dan sistem peluncuran yang diberi nama berdasarkan tokoh mitologi Yunani, seperti Atlas dan Saturnus.
Lebih dari 50 tahun kemudian, Artemis melanjutkan sisa tertinggal saudara kembarnya yaitu Apollo yang menjadi awal baru pada Misi Artemis NASA ke bulan dengan astronot wanita pertama.
(Rahman Asmardika)