JAKARTA - Platform kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) DeepSeek mengemparkan Amerika Serikat (AS).
Chatbot AI asal China itu naik ke puncak toko Apple dan Play. Sementara penyedia cloud besar AS seperti Microsoft mulai menawarkannya di platform mereka.
Melansir Tech Crunch, Sabtu (1/2/2025), meski begitu, ratusan perusahaan, terutama memiliki hubungan dengan pemerintah AS telah memblokir layanan tersebut. Bloomberg melaporkan temuan ini berdasarkan wawancara dengan para eksekutif dari perusahaan keamanan siber, yaitu Armis dan Netskope.
“Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah China,” kata CTO Armis, Nadir Izrael.
Secara terpisah, Bloomberg Law melaporkan bahwa firma hukum San Francisco, Fox Rothschild, juga telah memblokir DeepSeek.
Diketahui, menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan menyimpan semua data pengguna di China. Di sana, hukum setempat mewajibkan perusahaan berbagi data dengan badan intelijen atas permintaan.
Sebelumnya, Pentagon baru saja mulai memblokir DeepSeek. Pentagon berupaya memblokir DeepSeek setelah karyawannya terhubung ke server China.
Sementara Angkatan Laut AS juga telah melarangnya minggu lalu. Hal ini terkait masalah keamanan dan etika.
(Erha Aprili Ramadhoni)