JAKARTA - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengakui tantangan industri otomotif di Indonesia pada 2025 semakin berat. Itu karena PPN (Pajak Pertambahan Nilai) bakal naik jadi 12 persen dan opsen pajak pemerintah daerah.
Opsen pajak adalah pemungutan pajak tambahan untuk bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) dan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Kedua kebijakan tersebut akan membuat harga mobil semakin tinggi yang menyebabkan daya beli menurun. Mitsubishi telah mempersiapkan strategi agar bisa menjaga pasar tetap bergejolak.
"Mitsubishi Motors berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dan mendukung langkah-langkah yang dapat menjaga daya beli masyarakat, serta nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan," kata Presiden Direktur MMKSI Atsushi Kurita di Tangerang, belum lama ini.
Namun, Kurita enggan menjelaskan lebih rinci mengenai strategi yang akan diusung Mitsubishi tahun depan. Pihaknya juga akan menunggu tahun ini berakhir sebelum mengumumkan strategi mereka untuk 2025.
"Kalau ditanya sekarang mengenai rencana tahun 2025 agak sulit, sampai nanti kejelasan studi pemerintah seperti apa. Jika pilkada sudah selesai dan clear, kemungkinan bulan Januari atau Februari (2025) akan kami umumkan," ujarnya.
Namun, Kurita memastikan Mitsubishi akan mempertahankan keunggulan mereka dalam hal purnajual. Sebab, ini menjadi salah satu kunci mereka bertahan selama 55 tahun di industri otomotif.