Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Misteri 136 Tahun Terpecahkan, Bukti DNA Ungkap Identitas dan Wajah Jack The Ripper

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 08 Oktober 2024 |18:36 WIB
Misteri 136 Tahun Terpecahkan, Bukti DNA Ungkap Identitas dan Wajah Jack The Ripper
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
A
A
A

LONDON – Identitas pembunuh berantai paling terkenal di dunia, Jack The Ripper, telah berhasil diungkap menurut seorang penulis yang menyelidiki kasus tersebut selama hampir 30 tahun. Pengungkapan itu didasarkan pada penelusuran bukti DNA yang berasal dari selendang salah satu korban Jack The Ripper.

Russel Edward, yang telah meneliti kasus Jack The Ripper selama hampir tiga dekade, menggunakan teknologi perombakan wajah terbaru untuk menciptakan gambar hitam putih CGI yang menunjukkan bagaimana rupa sang pembunuh berantai pada masa itu.

Ini dilakukan setelah Edwards menggunakan bukti DNA dari selendang salah satu korbannya untuk "membuktikan" bahwa Jack the Ripper sebenarnya adalah Aaron Kosminski, seorang imigran Yahudi dari Polandia yang merupakan salah satu tersangka utama rangkaian pembunuhan yang terjadi di Whitechapel, London pada 1888.

Dalam bukunya, Edwards mengklaim tidak hanya telah mengidentifikasi Ripper secara meyakinkan, tetapi juga alasan mengapa ia memutilasi korbannya sedemikian rupa dan bagaimana ia menghindari keadilan.

Jack the Ripper membantai dan membunuh setidaknya lima wanita di daerah Whitechapel di London timur hanya dalam kurun waktu empat bulan dari Agustus hingga November 1888. Tiga korban telah diambil organ dalamnya, yang mengarah pada teori bahwa pembunuhnya memiliki beberapa keterampilan anatomi atau bedah.

Polisi benar-benar menyelidiki pembunuhan brutal terhadap 11 wanita, sebagian besar pelacur, dari April 1888 hingga Februari 1891, yang dikenal sebagai pembunuhan Whitechapel.

Secara luas disepakati bahwa pembunuhan ketiga hingga ketujuh, yang dikenal sebagai Pembunuhan Kanonik, benar-benar dilakukan oleh Ripper.

Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes, dan Mary Jane Kelly dibunuh selama sembilan minggu dari Agustus hingga November 1888.

Mereka semua mengalami luka di leher, luka post-mortem, termasuk di vagina, dan bagian tubuh diambil dari Chapman, Eddowes, dan Kelly.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement