Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peluang Mobil Hybrid, antara Pembatasan BBM Subsidi dan Insentif

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Kamis, 26 September 2024 |11:53 WIB
Peluang Mobil Hybrid, antara Pembatasan BBM Subsidi dan Insentif
Peluang mobil hybrid, antara pembatasan BBM subsidi dan insentinf. (Okezone/Erha A Ramadhoni)
A
A
A

Saat ini, sejumlah negara memberikan insentif kepada produsen kendaraan yang mengarah ke era elektrifikasi, termasuk dalam merancang mobil hybrid. Menperin Agus Gumiwang mengaku khawatir apabila brand besar yang ada di Indonesia mendapat tawaran dari negara lain dan memindahkan pabriknya.

Sebagai informasi, saat ini penjualan mobil hybrid meningkat bahkan jumlahnya melampaui penjualan mobil listrik yang mendapat banyak insentif. Padahal, harga mobil hybrid cukup tinggi karena penggunaan teknologi canggih, seperti baterai dan motor penggerak.

Sejumlah produsen berharap pemerintah memberikan stimulus berupa insentif untuk mobil hybrid demi mendukung penjualan kendaraan roda empat di Indonesia yang sedang menurun. Hal ini dianggap akan membantu mencapai target karena konsumen Indonesia saat ini mulai tertarik dengan mobil hybrid.


Mobil Hybrid Sasar First Buyer

Marketing Planning Deputy General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Resha Kusuma Atmaja mengatakan pihaknya ingin memberikan kesempatan kepada semua orang untuk beralih ke elektrifikasi.

"Toyota itu ingin bagaimana semua orang bisa berkontribusi makanya ada tagline It's Time for Everyone, bukan untuk orang segmen tertentu," kata Resha di Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024).

Berdasarkan hasil survey, Toyota melihat mobil listrik saat ini menjadi pilihan mobil kedua bagi konsumen Indonesia. Sementara first buyer atau orang yang baru beralih dari kendaraan roda dua lebih memilih mobil konvensional.

"First buyer rata-rata dipakai untuk mobil utama. Berarti masyarakat harus percaya dulu soal infrastruktur pada saat mereka menggunakan kendaraan itu, harus aman dan tenang. Paling pas saat ini adalah mobil hybrid," ujar Resha.

Menurutnya, penting untuk membangun keyaknan terhadap first buyer karena bisa menjadi faktor peningkatan penjualan. Toyota tak ingin ada perdebatan layaknya teori lebih dulu telur atau ayam.

"Karena mobil hybrid itu tidak terbatas atau terpaku dengan masalah pengecasan dan masih isi bensin. Kenapa hybrid dulu? Seperti teori ayam dan telur, kita tidak mau menunggu infrastruktur dulu atau yang mana dulu. Kita inginnya jalan barengan," ucapnya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement