TANGERANG - Pemerintah Indonesia terus berupaya menekan emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor. Karena itu, masyarakat diharapkan beralih menggunakan kendaraan listrik. Tapi, sejumlah produsen juga menawarkan mobil hybrid sebagai opsi mobilitas ramah lingkungan.
Diketahui, mobil listrik memang sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber daya utamanya. Oleh sebab itu, kendaraan ini tidak menghasilkan emisi sehingga dianggap menjadi solusi mengatasi pencemaran udara.
"Kalau kita lihat memang battery electric vehicles bisa menghemat sampai dengan 100 persen bahan bakar yang digunakan di kendaraannya," ujar Direktur Jenderal Ilmate Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika, dalam Forum Editor Otomotif di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (22/7/2024).
Namun, Putu menjelaskan Indonesia bisa menggunakan teknologi mobil alternatif lain yang bisa lebih ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan pengurangan konsumsi BBM seperti penggunaan mobil hybrid.
"Hal yang menarik sebenarnya kita masih banyak sekali ruang bahwa PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) itu bisa mengurangi konsumsi bahan bakar 70 persen, hybrid sampai 49 persen dibandingkan ICE. Kalau kendaraan ICE, bisa kita migrasikan ke hybrid ini 50 persen bahan bakar kita bisa hemat, dan 50 persen emisi bisa kita kendalikan," ujarnya.
Sebagai informasi, penjualan mobil hybrid dalam semester satu tahun ini meningkat. Dari 408.012 unit mobil baru yang terjual, sebesar 24.775 unit atau 6 persennya adalah mobil hybrid.