Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mendokumentasikan hiruk-pikuk perilaku menyapa ketika sekelompok gajah berkumpul. Tidak jelas perilaku mana, jika ada, yang dimaksudkan sebagai komunikasi dan mana yang tidak dipikirkan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para peneliti dalam studi baru ini bekerja dengan sekelompok sembilan gajah semi-liar di Zimbabwe, memisahkan mereka selama 10 menit dan kemudian menyatukan mereka kembali untuk mengamati sapaan mereka.
Gajah hanya cenderung menyapa gajah lain yang mereka kenal dan sukai, jadi langkah penting pertama adalah mencari tahu gajah mana dalam kelompok yang sudah dekat. Para pengasuh gajah sudah memahami dinamika sosial gajah. Untuk mengukurnya, mereka menggunakan proksi persahabatan gajah: “indeks tetangga terdekat”. Dua kali sebulan, penjaga gajah memeriksa gajah mana yang berdiri paling dekat satu sama lain. Mereka akhirnya memilih untuk mempelajari enam gajah yang memiliki ikatan erat.
Studi ini menekankan bahwa gajah hidup di dunia sosial yang kompleks, dengan kelompok keluarga yang terpisah, berkumpul, dan menjalin hubungan yang kompleks dari waktu ke waktu.
“Mereka berumur panjang seperti manusia. Mereka bisa hidup hingga 70 tahun dan memiliki lintasan yang sama,” kata Eleuteri. Dia berpendapat bahwa memiliki banyak pasangan sosial dapat mendorong hewan untuk mengembangkan komunikasi yang kompleks.