Dalam penelitian mendatang ini, BRIN juga akan melibatkan kolaborasi dan merekrut mahasiswa pascasarjana untuk bisa bergabung dalam rencana ekspedisi di Kalimantan. Hal ini demi mencetak taksonom-taksonom baru di Indonesia.
Di sisi lain, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Amir Hamidy menjelaskan proses pencarian dan identifikasi pada 49 taksa baru.
Nilai kemanfaatan dari penemuan untuk masyarakat merupakan hal yang sering dipertanyakan. Amir menjelaskan jika manfaat dari temuan yang dilakukan tidak secara langsung dirasakan manfaatnya. Ada masa di mana nantinya temuan tersebut akan berguna.
Contohnya pada penemuan komodo pada 1910. Lebih dari seratus tahun kemudian, terungkap sebuah penelitian jika darahnya mengandung antibakteri yang bisa membuat tubuh menjadi kebal dari serangan virus dan infeksi.
Bayu mengatakan dengan optimis bahwa BRIN pasti bisa untuk mencapai 50 jenis temuan baru di sepanjang tahun 2024. Hingga saat ini, BRIN pun sudah menemukan empat spesies baru yang di antaranya merupakan spesies ngengat.
(Rahman Asmardika)