Operasi Synergia ini memperlihatkan bagaimana keamanan siber menjadi sangat efektif ketika penegak hukum internasional, otoritas nasional, dan mitra sektor swasta bekerja sama untuk berbagi praktik terbaik dan secara proaktif memerangi kejahatan siber. Interpol dan Gateway Partners Group-IB, Kaspersky, TrendMicro, Shadowserver, dan mitra ad hoc-nya, Team Cymru, memberikan dukungan analisis dan intelijen selama operasi berlangsung.
“Hasil dari operasi yang dicapai melalui upaya kolektif dari berbagai negara dan mitra, menunjukkan komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk menjaga ruang digital. Dengan membongkar infrastruktur di balik serangan phishing, malware perbankan, dan ransomware, kami selangkah lebih dekat untuk melindungi ekosistem digital kami dan memberikan pengalaman online yang lebih aman dan terjamin untuk semua.” tutur Bernardo Pillot, Asisten Direktur Direktorat Kejahatan Dunia Maya Interpol.
Berdasarkan situs resmi Interpol, negara-negara yang terlibat dalam operasi ini terdiri atas Albania, Aljazair, Australia, Bangladesh, Belarusia, Belgia, Benin, Bolivia, Bosnia dan Herzegovina, Brasil, Kamerun, Kanada, Cina, Siprus, Republik Ceko, Republik Dominika, Ekuador, Estonia, Estonia, Eslandia, Prancis dan Georgia, Yunani.
Ada juga Guyana, India, Irlandia, Israel, Kuwait, Latvia, Lebanon, Lichtenstein, Maladewa, Mauritius, Moldova, Nepal, Nikaragua, Nigeria, Palestina, Polandia, Qatar, Rusia, San Marino, Singapura, Korea Selatan, Sudan Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Swiss, Tanzania, Thailand, Tonga, Tunisia, Turki, Uganda, Uni Emirat Arab, Uruguay, Zimbabwe.
(Maruf El Rumi)