JAKARTA - Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil merancang teleskop super canggih Euclid yang ditugaskan beroperasi di luar angkasa.
Teleskop tersebut akan mempelajari materi dan energi gelap yang misterius.
Euclid dibangun untuk membuktikan pendapat para ilmuwan yang mengatakan bahwa materi dan energi gelap membentuk 95 persen alam semesta. Baru-baru ini teleskop Euclid berhasil mengabadikan miliaran galaksi dengan jarak 10 miliar tahun cahaya.
BACA JUGA:
Foto yang diabadikan menutupi empat area langit. Mereka termasuk 1.000 galaksi yang termasuk dalam gugus galaksi Perseus yang berjarak 240 juta tahun cahaya. Di latar belakang, gambar tersebut menunjukkan lebih dari 100.000 galaksi.
Gugus ini dinamakan gugus Perseus karena muncul dalam gugus bintang, atau konstelasi, Perseus. Para ilmuwan percaya bahwa struktur besar seperti gugus Perseus hanya bisa terbentuk jika materi gelap ada.
“Kami pikir kami hanya memahami 5 persen dari alam semesta itulah materi yang dapat kami lihat. Sisa alam semesta kita sebut gelap. Karena tidak menghasilkan cahaya. Tetapi kita mengetahui dampaknya karena kita melihat dampaknya pada materi yang terlihat," kata Direktur sains ESA, Carole Mundell dikutip dari VOA, Jumat (17/11/2023).
Salah satu tanda kekuatan tersembunyi materi gelap adalah galaksi berotasi lebih cepat dari perkiraan para ilmuwan. Mundell mengatakan hal ini tampaknya memiliki efek menyatukan beberapa struktur terbesar di alam semesta, seperti kelompok galaksi.
BACA JUGA:
Pada tahun 1990-an, para ilmuwan membuktikan keberadaan materi gelap setelah mempelajari ledakan bintang yang disebut supernova. Karya tersebut menghasilkan Hadiah Nobel pada tahun 2011 yang dibagikan kepada tiga ilmuwan kelahiran AS.
Melihat gambar-gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble sebelumnya, para ilmuwan menjadi percaya bahwa alam semesta berkembang semakin cepat. Penemuan mengejutkan ini didasarkan pada konsep baru, yaini energi gelap.
Euclid sendiri telah berada dalam masa pengujian sejak diluncurkan. Sekarang dia akan mulai mengambil gambar untuk membuat peta 3D, atau tiga dimensi, yang mencakup sekitar sepertiga langit.
Para ilmuwan akan menggunakan peta itu untuk mencari perbedaan kecil yang disebabkan oleh alam semesta yang gelap.
Para ilmuwan berharap pemahaman baru tentang energi dan materi gelap akan membantu kita mempelajari bagaimana galaksi terbentuk, dan mengapa galaksi ditemukan di seluruh alam semesta.
(Imantoko Kurniadi)