Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Rencanakan Teleskop Antariksa Baru, Apa Misinya?

Redaksi , Jurnalis-Kamis, 26 Oktober 2023 |12:04 WIB
China Rencanakan Teleskop Antariksa Baru, Apa Misinya?
China akan luncurkan teleskop luar angkasa baru (Foto: Reuters)
A
A
A

BEIJING – China mengumumkan rencana meluncurkan teleskop baru untuk menjelajah jauh lebih dalam ke luar angkasa. Sementara mereka juga sedang menyiapkan kru berikutnya yang terdiri dari tiga orang untuk diluncurkan ke stasiun luar angkasa yang mengorbit.

Tiga kru yang akan melaksanakan misi baru tersebut adalah Tang Hongbo, Tang Shengjie, dan Jiang Xinlin. Mereka akan menggantikan kru yang telah berada di stasiun selama enam bulan. Tang adalah seorang veteran berpengalaman yang memimpin misi luar angkasa selama tiga bulan pada tahun 2021. Peluncuran dijadwalkan berlangsung pada Kamis pagi.

Seperti yang dilansir dalam APNews, Kamis (26/10/2023), Wakil direktur jenderal Badan Antariksa Berawak China, Lin Xiqiang, merilis pernyataan yang menyatakan bahwa stasiun antariksa Tiangong milik China akan meluncurkan teleskop, yang juga dikenal sebagai Xuntian, dan akan mengorbit bersama stasiun tersebut.

Dalam pernyataan tersebut mereka tidak menyebutkan jangka waktu pemasangan teleskop. Menurut lembaga penyiaran negara, CCTV, teleskop ini akan memungkinkan untuk memetakan dan mensurvei langit.

China telah lama meneliti pergerakan bintang dan planet selama ribuan tahun. Maka dari itu, mereka melakukan upaya besar untuk menjadi pelopor dalam eksplorasi ruang angkasa dan ilmu pengetahuan.

China telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengirim misi berawak ke bulan pada akhir dekade ini selain mengejar tujuan-tujuan terkait ruang angkasa lainnya. China telah membuat kemajuan luar biasa untuk menjadi kekuatan luar angkasa.

Meskipun program ini bersaing ketat dengan Amerika Serikat, program ini juga bertujuan untuk menarik dukungan dari negara-negara di Eropa, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan wilayah lainnya.

China membangun stasiun luar angkasa sendiri setelah dikeluarkan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kekhawatiran AS atas kontrol program oleh Tentara Pembebasan Rakyat, cabang militer Partai Komunis yang berkuasa menjadi alasan pengeluaran China.

China menjadi negara ketiga, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang meluncurkan manusia ke luar angkasa menggunakan sumber dayanya sendiri pada tahun 2003, dengan misi luar angkasa berawak pertamanya.

Pengeluaran, rantai pasokan, dan kemampuan Amerika diyakini memberikan keunggulan yang signifikan atas China untuk saat ini. Meski demikian, Cina telah mencapai banyak hal di beberapa bidang, mengembalikan sampel dari permukaan bulan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade dan mengirimkan penjelajah ke sisi jauh bulan yang belum banyak dieksplorasi.

Sementara itu, dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan di sektor swasta seperti SpaceX dan Blue Origin, Amerika Serikat berencana untuk mengembalikan manusia ke bulan pada akhir tahun 2025 sebagai bagian dari komitmen baru untuk misi berawak.

Terlepas dari proyek bulan mereka, kedua negara tersebut secara terpisah telah mendaratkan kendaraan penjelajah di Mars. China berencana bergabung dengan AS dalam mendaratkan pesawat ruang angkasa di asteroid.

Menurut kantor berita resmi Xinhua, kru baru stasiun ini juga perlu melakukan perawatan pada panel-panel suryanya yang telah rusak akibat puing-puing antariksa.

Sejumlah besar partikel tersebut diciptakan oleh Tiongkok dalam penghancuran salah satu satelitnya sendiri oleh rudal yang ditembakkan pada tahun 2007. Peluncuran rudal tersebut dianggap sebagai unjuk kekuatan terhadap para pesaingnya di Amerika Serikat dan sekutunya. (Taja Aurora Bianca)

(Saliki Dwi Saputra )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement