NEW MEXICO - Sebuah penelitian mengungkap jejak kaki manusia tertua berusia 21.500 tahun di Amerika Utara. Jejak kaki yang tersebar di White Sand, New Mexico tersebut pertama kali ditemukan pada 2021 lalu. Penelitian lebih lanjut kemudian dilakukan Oleh US Geological Survey (USGS) hingga dicapai penanggalan usia yang akurat dari jejak kaki tersebut.
Sebagaimana dilansir dari situs Science Alert, Jumat (6/10/2023) secara garis besar, penelitian untuk mengungkap kebenaran usia dari temuan jejak kaki manusia tersebut dilakukan berdasarkan pada sistem penanggalan radiokarbon. Kandungan karbon diambil dari benih tanaman air bernama Ruppia cirrhosa – spiral ditchgrass – yang ditemukan tertanam dalam jejak fosil tersebut.
Radiokarbon sendiri merupakan bentuk karbon radioaktif, atau C-14, yang terbentuk jauh di atmosfer bumi ketika sinar kosmik bertabrakan dengan nitrogen. Bumi yang terus-menerus diguyur hujan ringan oleh C-14 ini kemudian menjadikan kandungan radiokarbon diserap oleh tanaman dan hewan selama mereka hidup. Maka dari itu, hal ini kemungkinan juga terjadi pada tanaman yang ditemukan tertanam dalam jejak fosil tersebut.
Selain itu, radiokarbon atau C-14 ini disebut juga terurai menjadi karbon stabil pada laju yang diketahui, sehingga para ilmuwan dapat melihat rasio C-14 terhadap karbon stabil dalam suatu sampel dan menentukan umur sampel tersebut.
Meskipun demikian, hasil penelitian yang mengarah pada klaim keberadaan manusia di masa Glasial terakhir di Amerika Utara tersebut masih mendapat respon abu-abu dari komunitas arkeolog.
Ahli geologi dari US Geological Survey (USGS), Jeff Pigati, yang sekaligus memimpin penelitian tersebut menjelaskan bahwa keraguan komunitas arkeolog itu didasarkan pada belum cukupnya penanggalan radiokarbon untuk memastikan klaim tersebut.
“Reaksi langsung dari beberapa kalangan komunitas arkeologi adalah keakuratan penanggalan kami tidak cukup untuk membuat klaim luar biasa bahwa manusia ada di Amerika Utara pada masa Maksimum Glasial Terakhir,” jelas Jeff.