PELUNCURAN roket di AS telah tinggalkan jejak lubang di atas atmosfer Bumi. Roket yang membawa satelit pengintai milik Angkatan Luar Angkasa AS tersebut diketahui membuat lubang di lapisan ionosfer tepat setelah ditembakkan ke luar angkasa.
Dilansir dari situs Live Science, Sabtu (23/9/2023) perusahaan yang dikontrak oleh Angkatan Luar Angkasa AS, Firefly Aerospace telah meluncurkan roket yang dimaksud pada 14 September sekitar pukul 22:38 waktu setempat tanpa adanya publikasi terlebih dahulu.
Uniknya, peluncuran roket secara mengejutkan yang membawa satelit pengintai tersebut sekaligus memecahkan rekor baru lewat peluncuran yang hanya memerlukan waktu 27 jam. Jangka waktu terpendek sejak lampu hijau hingga roket benar-benar diluncurkan
Lebih lanjut, roket tersebut ternyata membawa satelit pengintai bernama Victus Nox milik Angkatan Luar Angkasa AS yang akan menjalankan misi "kesadaran domain ruang angkasa" untuk membantu Angkatan Luar Angkasa mengawasi apa yang terjadi di lingkungan orbit.
Peluncuran roket yang tidak diantisipasi oleh publik itu selanjutnya menarik perhatian karena menciptakan gumpalan gas buang yang sangat besar dan dapat dilihat dari jarak lebih dari 1.000 mil (1.600 kilometer).
Namun setelah gumpalan tersebut menghilang, cahaya merah samar tetap terlihat di langit, yang menandakan bahwa roket tersebut menciptakan lubang di ionosfer – bagian atmosfer bumi tempat gas terionisasi.
Meskipun demikian, hal ini dianggap normal, sebab roket memang akan menciptakan lubang di ionosfer ketika bahan bakar dari tahap kedua terbakar di bagian tengah ionosfer, antara 125 dan 185 mil (200 dan 300 km) di atas permukaan bumi.
Terlebih, lubang-lubang tersebut dikatakan juga tidak akan menimbulkan ancaman bagi manusia di permukaan bumi karena secara alami akan menutup dalam beberapa jam.
Diketahui, misi peluncuran roket yang membawa satelit Victus Nox milik Angkatan Luar Angkasa AS ini sudah dimulai sejak kontrak kerjasama dengan perusahaan Firefly Aerospace pada Oktober 2022 lalu.
Menurut perusahaan tersebut, mereka memang ditugaskan untuk meluncurkan roket yang membawa satelit pada titik yang tidak diketahui di masa depan dengan peringatan kurang dari 24 jam.
Hal tersebut sejalan dengan misi AS yang ingin menunjukkan kemampuan dalam menempatkan aset mereka di orbit kapanpun dan dimanapun, sebagaimana disampaikan oleh seorang perwira Angkatan Luar Angkasa AS, MacKenzie Birchenough.
“Tujuan misi ini untuk menunjukkan kemampuan Amerika Serikat yang dengan cepat menempatkan aset di orbit kapan dan dimanapun kita membutuhkannya, memastikan kita dapat meningkatkan kemampuan ruang angkasa kita dengan pemberitahuan yang sangat singkat,” ujar MacKenzie ketika misi tersebut pertama kali diumumkan. (Chasna Alifia Sya’bana)
(Saliki Dwi Saputra )