Wired, sebagaimana dikutip dalam laporannya menjelaskan beberapa catatan tentang kematian monyet yang dimulai sejak 2019 lalu. Berdasarkan catatan tersebut, pada Maret 2019, seekor monyet berakhir dengan suntikan mati karena kesehatan yang menurun setelah implan dilakukan. Otak monyet disebut mengalami pendarahan dengan bagian otak cerebralnya yang compang-camping.
Beberapa bulan kemudian, seekor monyet lain disuntik mati setelah beberapa perangkat implan putus selama operasi. Tidak sampai di situ, di waktu yang berbeda monyet lain juga mengalami hal yang sama setelah implan tengkoraknya lepas.
Di sisi lain, hal yang tak kalah mengejutkan diungkap oleh mantan karyawan Neuralink. Mereka mengaitkan klaim Elon Musk mengenai penggunaan monyet yang sudah “sekarat” dalam percobaan tersebut sebagai sesuatu hal yang konyol. Sebab, monyet dalam uji coba Neuralink itu sendiri harus melalui serangkaian tes perilaku selama 1 tahun lamanya sebelum prosedur implan dilakukan.
Sementara itu, keamanan dari uji coba Neuralink ini sendiri telah diinvestigasi sejak 2022 lalu. Terbaru, pada Mei 2023, Neuralink mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan uji coba terhadap manusia. (Chasna Alifia Sya’bana)
(Saliki Dwi Saputra )