Sejarah medan magnet Bumi tertulis dalam aliran lava purba dan sedimen laut dalam. Jenis material batuan ini kaya akan fragmen logam magnetis, seperti serpihan kecil besi, yang mengorientasikan dirinya sepanjang garis medan magnet.
“Pada akhirnya, kesejajaran asli tersebut terkunci di dalam sedimen, dan kita mendapatkan catatan mendalam tentang bagaimana orientasi medan magnet bumi,” kata Feinberg.
Dari catatan tersebut, para ilmuwan mengetahui bahwa kutub magnet planet kita bergeser seiring berjalannya waktu. Saat ini, geografis Kutub Utara berjarak sekitar 310 mil (500 kilometer) dari kutub magnetnya (yang saat ini secara teknis bersifat magnetis selatan). Dan kira-kira setiap 300.000 tahun, kutub tiba-tiba terbalik, membalikkan arah magnet utara dan selatan.
Namun, catatan paleogeomagnetik menunjukkan bahwa pembalikan kutub total belum terjadi dalam waktu sekitar 780.000 tahun. Beberapa peneliti percaya bahwa ini berarti kita akan mengalami perubahan dan kekuatan Anomali Atlantik Selatan dapat mengindikasikan bahwa hal tersebut sudah dekat.
Jika kutubnya terbalik, kekuatan medan magnet Bumi akan turun hingga 20%, mungkin selama berabad-abad. Peristiwa seperti ini akan membuat sistem komunikasi global kita saat ini menjadi berantakan. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa perubahan tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Feinberg mengatakan, mempelajari interior planet kita dan catatan paleogeomagnetik akan membantu kita memahami interaksi kompleks antara magnetosfer dan kehidupan di Bumi dan mungkin membantu kita bersiap menghadapi perubahan di masa depan.
(Saliki Dwi Saputra )