Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Eksploitasi Air Tanah Sudah Sebabkan Poros Rotasi Bumi Bergeser 80 Cm

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Rabu, 21 Juni 2023 |12:13 WIB
Eksploitasi Air Tanah Sudah Sebabkan Poros Rotasi Bumi Bergeser 80 Cm
Ilustrasi Poros Bumi Bergeser. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PENGGUNAAN air tanah di seluruh dunia yang masif membuat kekhawatiran akan habisnya stok air di dunia. Jakarta sendiri, sudah membatasi penggunaan air tanah pada 2021 dan akan berlaku pada Agustus 2023.

Selain kekhawtiran akan stok air bersih, ternyata penggunaan air tanah berlebihan membuat dampak lain ke bumi kita loh. Pasalnya, dengan penggunaan air tanah dalam dua dekade membuat poros Bumi bergeser.

Sebuah penelitian menyebut, kutub rotasi Bumi, titik di mana planet berputar, bergeser dengan perubahan distribusi massa di seluruh dunia, bergoyang dalam proses yang disebut gerakan kutub. Para ilmuwan menyebut, perubahan distribusi air akibat perubahan iklim dapat berkontribusi pada gerakan kutub.

Para peneliti menyebut air yang sudah keluar dari dalam tanah sekira 2.150 gigaton air, atau setara dengan Danau Victoria di Afrika, dari lapisan bawah tanah batuan jenuh air yang dikenal sebagai akuifer. Akibatnya, terjadi pergeseran yang cukup signifikan ke arah timur sebesar 31 inci (80 sentimeter) di kutub rotasi Bumi antara tahun 1993 dan 2010.

Bumi Miring

Itu karena air tanah yang digunakan untuk irigasi dan aktivitas manusia lainnya akhirnya berakhir di lautan, dan didistribusikan kembali dari tempat air itu dibawa ke bagian lain dunia.

"Kutub rotasi bumi sebenarnya banyak berubah. Studi kami menunjukkan bahwa di antara penyebab terkait iklim, redistribusi air tanah sebenarnya memiliki dampak terbesar pada rotasi kutub," kata pemimpin penelitian Ki-Weon Seo, seorang ahli geofisika di Universitas Nasional Seoul di Korea Selatan, seperti dilansir dari LiveScience.

Terlebih lagi, ekstraksi air tanah yang berakhir di lautan mungkin telah mendorong kenaikan permukaan laut global sekitar 0,25 inci (6,24 milimeter). “Penipisan air tanah merupakan kontributor signifikan terhadap kenaikan permukaan air laut,” tulis para peneliti dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Secara global, sekira 70% air yang dipompa dari tanah digunakan untuk irigasi, tetapi hanya setengahnya yang mengalir kembali untuk mengisi akuifer dan sumber air tawar lainnya. Separuh lainnya menguap dan berakhir di lautan melalui curah hujan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement