SALAH satu perbankan Bank Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Syariah Indonesia (BSI), terkena serangan digital yang menyebabkan data 15 juta penggunannya bocor. Hacker LockBit pun mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Sebelum LockBit, ada juga hacker Bjorka yang mengaku menjebol data-data masyarakat hingga pejabat. Tapi, sebelum kedua hacker tersebut, Indonesia memiliki sosok hacker yang sangat hebat, Jim Geovedi. Ya, dia adalah hacker Indonesia yang cukup terkenal di kancah dunia dengan kemampuannya yang di atas rata-rata.
Pria kelahiran Lampung 28 Juni 1979 ini kemampuannya memang tidak perlu diragukan lagi, bukan cuma sekadar mencuri data dia bahkan terkenal karena bisa memindahkan posisi satelit milik China. Bagaimana bisa? Nah, begini kisah Jim seperti dilansir dari berbagai sumber.
Lulus SMA pada 1998-1999, Geovedi menjalani kehidupan sebagai seniman grafis di Bandar Lampung. Uniknya, dia dikenalkan dengan komputer dan internet oleh seorang pendeta. Dari situ, dia belajar otodidak dan sering iseng mengotak-atik program, ternyata hal ini membuat Geovedi merasa tertarik untuk mendalami lebih lanjut.
Geovedi pun mulai serius belajar tentang perkomputeran. Ia bisa belajar dari mana saja, termasuk dari chatting atau percakapan. Dari dunia internet inilah ia bisa tahu tentang masalah peretasan.
Dia pun mulai belajar meretas secara autodidak, dan menelusuri ruang obrolan para peretas ternama dunia. Dari obrolan tersebut, Geovedi belajar segalanya termasuk tentang dunia sekuritas.
Hacker Indonesia ini pun kemudian melakukan penelitian lebih lanjut tentang dunia peretasan. Ia melakukan riset selama dua tahun lamanya. Usaha kerasnya ini pun tidak mengkhianati hasil. Namanya mencuat di kalangan sekuritas underground.
Jim pun kini fokus pada penemuan celah keamanan komputer dan jaringan dengan kekhususan sistem telekomunikasi maupun satelit. Dia pun pernah diminta untuk mengetes keamanan satelit China. Kala itu, dia meretas satelit China untuk menguji sistem keamanan kontrol satelit dan melihat adanya kemungkinan untuk menggeser atau mengubah rotasinya.
Tidak hanya sekadar mengubah arah satelit, Jim bahkan mampu menggeser satelit tersebut. Dia pun menggeser posisinya hingga membuat kliennya itu kewalahan. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan acuan sebuah topik pembicaraan dalam acara Black Hat Security Conference di Washington pada Januari 2009.
Jim Geovedi bahkan mengklaim bahwa ia mampu mengendalikan jaringan internet di seluruh Indonesia, bahkan mengalihkan lalu lintas datanya, mengamati lalu lintas data yang keluar masuk, dan memodifikasi semua transaksi keuangan.
Dia pun kini membangun sistem operasi bernama FreeBSD dan OpenBSD. Selain itu, Geovedi juga turut berpartisipasi tentang segala hal yang berkaitan dengan aplikasi sekuriti lainnya. Bahkan, jasanya juga pernah dipakai oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencari tahu pelaku penjebol pusat data penghitungan suara pemilu.
Kala itu, Komisi Pemilihan Umum atau KPU kebobolan hacker yang berhasil mengintip data penghitungan suara pemilu. KPU kemudian meminta Geovadi untuk mencari pelakunya dan berhasil mengungkapkan hacker tersebut.
Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, dia pun menyebut tidak tertarik untuk iseng memodifikasi transaksi keuangan ataupun mencuri datanya. Tidak heran, media asing menyebutnya sebagai contoh orang-orang yang terkenal di industri IT dengan mengandalkan otaknya saja tanpa gelar akademik.
(Martin Bagya Kertiyasa)