Sebagaimana dihimpun dari Live Science, peneliti melakukan pendeteksian di atas Mauna Kea, Hawaii tahun 2019 dan 2021. Mereka menganalisis kumpulan gambar yang diambil selama pengamatan 3 jam. Hasilnya, mereka mendapatkan 62 bulan baru yang sebelumnya terlalu kecil dan redup untuk dideteksi.
Semua bulan yang baru ditemukan merupakan bulan yang tidak beraturan. Artinya mereka mengikuti orbit elips yang jauh di sekitar planet induknya. Mereka sering terlihat bergerak mundur atau berlawanan arah dengan rotasi Saturnus.
Para ilmuwan menduga, bulan-bulan kecil ini mengumpul dalam orbit retrograde yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan berasal dari bulan induk besar yang pecah jutaan tahun lalu.
Bulan baru yang berjumlah 62 ini akan dikenali dan diberi nama oleh Persatuan Astronomi Internasional. Kelompok ini terdiri dari 12.000 ilmuwan yang bertanggung jawab mengidentifikasi benda langit.
(Martin Bagya Kertiyasa)