Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Melirik Potensi Gangguan Layanan Perbankan Gara-gara Ransomware

Pradita Ananda , Jurnalis-Minggu, 14 Mei 2023 |13:45 WIB
 Melirik Potensi Gangguan Layanan Perbankan Gara-gara Ransomware
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Yang lebih menyulitkan adalah mereka menyediakan layanan Ransomware-as-a-Services (RaaS). Layanan yang memungkinkan siapa saja membuat versi ransomware sendiri untuk melakukan serangan. Bahkan untuk orang yang tak punya keahlian dalam keamanan siber, dari situ bisa dilihat potensi serangan ransomware di dunia akan seperti apa ke depannya" imbuh Dr. Pratama lagi.

Ia menilai, saat ini lebih baik untuk menunggu hasil resmi audit serta investigasi digital forensik yang dilakukan oleh pihak BSI bekerjasama dengan otoritas terkait seperti BSSN atau Intelijen Siber BIN.

Pihak korban, tidak hanya BSI, diharapkan lebih perhatian serta terbuka dengan BSSN selaku koordinator keamanan siber nasional dengan segera melaporkan jika mendapatkan insiden serangan siber. Dengan demikian BSSN bisa memberikan support dengan melakukan asistensi penanganan insiden, audit dan investigasi sejak awal, dan pihak korban juga dapat lebih fokus pada pemulihan layanan kepada para pelanggan.

Seluruh PSE, tidak hanya BSI, juga seharusnya punya BCM (Business Continuity Management), sehingga mengetahui prosedur yang harus dilakukan jika sistem utama layanan mengalami gangguan.

“Kesiapan TIK ini sebaiknya direncanakan, diimplementasikan, dipelihara, diuji dan disimulasikan secara berulang, berdasarkan sasaran kontinuitas bisnis dan persyaratan kontinuitas TIK. Mulai dari proses databackup dan recovery,” jelas Dr. Pratama

“Juga penting dilakukan oleh PSE adalah secara berkala melakukan assesment terhadap keamanan siber dari sistem yang dimiliki,” tutupnya.

Mengingat belum diketahui secara pasti yakni benar atau tidaknya adanya pencurian data BSI yang dilakukan oleh geng Lockbit ini, Pratama mengimbau nasabah senantiasa waspada dan berhati-hati, mengambil langkah pencegahan dengan melakukan pergantian seluruh kredensial yang ada di BSI seperti password mobile banking, pin ATM, dan lain-lain.

Hal ini bertujuan mencegah data ini dimanfaatkan oleh pelaku penipuan yang menggunakan data tersebut, baik dengan mengatasnamakan sebagai pihak bank atau melakukan pencurian identitas dan menguras isi rekening nasabah.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement