JAKARTA – Kalau sudah urusan mudik, apapun risikonya semua akan diterjang. Termasuk mudik dengan menggunakan motor. Hingga kini, budaya mudik dengan motor belum dapat dihilangkan sepenuhnya.
Alasan terbesar mudik menggunakan motor adalah ongkos yang murah. Meski begitu, mudik menggunakan motor bukan tanpa risiko. Selama ini, banyak pemudik bermotor yang gagal ke kampung halaman karena kecelakaan di jalan.
Oleh karena itu, pemudik bermotor diminta berhati-hati selama perjalanan. Setiap orang yang akan mudik menggunakan motor harus ekstra waspada agar tidak terkendala di jalan.
Menaggapi realitas mudik dengan menggunakan motor, Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana mengaku tidak pernah merekomendasikan mudik menggunakan motor.
Menurutnya, perjalanan jauh dengan menggunakan roda dua membuat pengendara cepat lelah. Ia menjelaskan, paparan sinar matahari secara langsung membuat pengendara mudah terhidrasi.
Untuk meminimalisasi risiko yang ada, pihaknya menyarankan agar pengendara motor beristirahat setiap dua jam perjalanan selama 15-30 menit. Karena, tubuh yang kekurangan cairan mudah kehilangan konsentrasi.
“Manfaatkan posko-posko mudik yang ada di sepanjang perjalanan. Di sana bisa meregangkan badan, menhidrasi kembali tubuh agar tidak mudah lelah di sepanjang perjalanan. Kalau konsentrasi hilang, berisiko alami kecelakaan,” ujar Sony ketika dihubungi MNC Portal.
Ia menambahkan, tidak ada spesifikasi khusus motor yang dapat digunakan untuk mudik jarak jauh. Karena, pada dasarnya tidak dianjurkan untuk mudik menggunakan motor. Pihaknya hanya menyarankan pengguna motor banyak istirahat agar tubuh tetap prima.
Selain istirahat cukup, ia juga menyarankan agar pemudik membawa barang secukupnya agar tidak mengganggu selama perjalanan dan mengganggu pengendara lain.
“Barang bawaan jangan sampai melewati bahu pengendara. Apabila membawa barang di depan, tingginya tidak boleh melebihi stang motor, begitu pula dengan lebarnya. Jika membawa barang di belakang, pastikan tak melebihi panjang motor,” ucapnya.
Menurutnya, barang bawaan yang ringkas meminimalisasi risiko tersenggol pengendara lain. Ia juga menyarankan agar barang bawaan dikirim menggunakan jasa pengiriman.
(Citra Dara Vresti Trisna)